Sebuah studi membuktikkan bahwa makanan yang diketahui dibuat dengan cinta terasa lebih baik.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa persepsi emosional akan rasa bisa ditingkatkan atau dikurangi dengan jumlah waktu, cinta dan perhatian pada makanan. Hal tersebut, pada akhirnya bisa meningkatkan kenikmatan akan makanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Grup pertama makan sajian mereka di ruang dengan dekorasi dan diberi tahu bahwa hidangan dibuat penuh cinta oleh tim chef menggunakan resep keluarga favorit. Sebaliknya, grup kedua makan di ruang sederhana agar membuat peserta merasa nyaman dan diterima. Ruangannya tanpa dekorasi.
Setelah makan, peserta ditanya untuk menilai rasa dan usaha persiapannya. Hasil menunjukkan bahwa grup pertama percaya makanan mereka terasa lebih baik dengan memberi skor rata-rata 4,3/5 dan grup kedua hanya memberi nilai 3,4/5.
Peserta juga diminta mencicipi beragam merk kacang polong semnetara menjalani Galvanic Skin Response (GSR). Dalam tes ini mereka diukur reaksinya dari denyut jantung dan suhu kulit.
Data menunjukkan reaksi peserta positif saat makan kacang polong Birds Eye yang ditanam dan diawasi kualitasnya agar rasanya manis.
![]() |
"Hasil mengukuhkan bahwa persepsi emosional manusia akan rasa dapat ditingkatkan atau dikurangi oleh jumlah waktu, cinta dan kepedulian yang dilakukan pada makanan, yang akhirnya dapat meningkatkan kenikmatan akan makanan itu sendiri" tutup Fergusson (ani/odi)