Tak Pakai Spanduk, Demonstrasi Ini Gunakan Makanan untuk Alat Protes (1)

Tak Pakai Spanduk, Demonstrasi Ini Gunakan Makanan untuk Alat Protes (1)

Annisa Trimirasti - detikFood
Jumat, 04 Nov 2016 14:30 WIB
Tak Pakai Spanduk, Demonstrasi Ini Gunakan Makanan untuk Alat Protes (1)
Foto: GettyImages/Reuters
Jakarta - Makanan bukan hanya dimakan. Di beberapa negara makanan dijadikan alat demonstrasi menyampaikan tuntutan.

Mahatma Gandi, pemimpin terkemuka di Gerakan Kebebasan India, sering melakukan demo puasa. Semuanya untuk menuntut kesetaraan, perubahan sosial dan persatuan.

Makanan rupanya punya nilai yang berharga.Makanan adalah budaya, agama, rezeki, dan industri. Selain di India, inilah beberapa negara lain yang menggunakan makanan dalam aksi protes mereka, seperti dikabarkan oleh msn.com (21/10/16)

1. Wine, Perancis, 2016

Foto: GettyImages/Reuters
Beberapa bulan lalu, kelompok protes yang disebut Regional Action Committee of Winemakers membanjiri jalan-jalan kota di Prancis Selatan dengan wine impor.


Hal ini dilakukan oleh para pecinta anggur yang setia produk lokal untuk protes anggur impor.

2. Pancake, Amerika Serikat, 2016

Foto: GettyImages/Reuters
Protes ini bernama Pancakes Not Pipelines. Demo dilakukan Maret lalu di depan gedung Federal Energy Regulatory Commission di Washington DC

Pendemo memasak pancake dengan tenaga surya dan menyajikannya dengan sirup maple. Hal ini dilakukan untuk menentang penghancuran sebuah perkebunan maple dan terjadi kebetulan saat pembangunan instalasi pipa diusulkan.

3. Kentang Goreng Beku, Belgia, 2016

Foto: GettyImages/Reuters
Protes atas respon adanya undang-undang baru yang mempengaruhi bisnis, para vendor kentang goreng di Belgia berkumpul untuk membuang 2 ton kentang goreng beku di tangga balai kota.

4. Wortel, Perancis, 2015

Foto: GettyImages/Reuters
Sekelompok penjual rokok protes terhadap aturan yang mengharuskan kemasan rokok polos.

Mereka marah dengan menjatuhkan 4 ton wortel di luar markas utama partai sosialis di Paris. Wortel melambangkan toko rokok Perancis. Namun, aksi protes ditolak parlemen.

5. Apel, Polandia, 2016

Foto: GettyImages/Reuters
Pada 2014, Rusia melarang buah dan sayuran impor dari Polandia dan langkah ini merugikan perekonomian Polandia.

Polandia mulai kampanye media sosial dan mendorong orang untuk makan apel Polandia. Kampanye di lakukan di Twitter dan Facebook dengan tulisan "Jedz Jablka Na Zlosc Putinowi" – makan apel untuk jengkelkan Putin.

Halaman 3 dari 6
(ani/odi)

Hide Ads