Eater (7/10) mengabarkan survei terbaru Hart Research Associates mengungkap 40 persen pegawai restoran cepat saji wanita pernah mendapat pelecehan seksual. Survei ini didasari pada wawancara terhadap 1.217 perempuan berusia lebih dari 16 tahun di Amerika Serikat.
Para partisipan penelitian bekerja di posisi non-manajerial di restoran cepat saji. Penelitian berlangsung pada 22-27 Juli 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di urutan ketiga, pelecehan seksual yang diterima berupa pertanyaan seputar preferensi seksual atau informasi berkenaan seksual lainnya (20%). Urutan keempat berupa tatapan atau gestur tak senonoh (18%) dan komentar atau pertanyaan berkaitan orientasi seksual (15%) pada peringkat kelima.
Tak berhenti di situ, pelecehan seksual juga berbentuk panggilan nama seksual, ciuman, permintaan untuk berhubungan seksual, ditunjukkan organ genital orang lain, hingga diperkosa.
Hal ini tentu mempengaruhi kehidupan pegawai wanita di restoran cepat saji. Sebanyak 45% dari mereka alami masalah kesehatan akibat mendapat pelecehan seksual tersebut. Seperti stress yang meningkat (34%), takut kembali bekerja (21%), dan sedih atau depresi (17%).
Disusul dengan produktivitas kerja yang menurun (17%), perubahan pola tidur (11%), perubahan selera makan (9%), dan berkurangnya saat menikmati waktu bebas (6%).
![]() |
Hart Research Associates menyimpulkan 1 dari 8 pegawai wanita di restoran cepat saji pernah mengalami pelecehan seksual. Tetapi merasa 'terjebak' dalam situasi dan tidak mampu untuk meninggalkan pekerjaan tersebut.
Sebelumnya, pada tahun 2014, Restaurant Opportunities Center United menganggap pelecehan seksual di industri restoran adalah endemik. Penelitian mereka menyebut 90 persen pegawai restoran, baik pria atau wanita, pernah alami pelecehan seksual.
Bulan lalu seorang pegawai remaja menuntut Chipotle atas tindakan pelecehan seksual oleh atasannya. Ia terbukti benar dan mendapat uang sebesar 7,65 juta USD. Ini adalah salah satu contoh dari sekian banyak kejadian pelecehan seksual yang terungkap di pengadilan. Masih banyak bentuk pelecehan seksual lainnya yang mungkin tidak terungkap.
(adr/odi)