Salah satu alasan Jepang memiliki banyak makanan fermentasi adalah temperatur suhu dan kelembabannya kondusif untuk perkembangbiakkan bakteri dan mikroorganisme yang digunakan dalam proses fermentasi.
Selain mengawetkan makanan, proses fermentasi menghasilkan rasa dan aroma khas pada beberapa bumbu berikut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Miso banyak dipakai dalam ragam hidangan Jepang. Bumbu berbahan kedelai dan garam ini bantu hilangkan aroma daging atau ikan mentah pada sajian. Bersama soy sauce, miso merupakan bumbu utama hidangan Jepang.
Dikutip dari situs Kikkoman (16/9), miso dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan agen fermentasi (ragi) yang digunakan. Rice (kome) miso dibuat dengan beras sebagai raginya. Barley (mugi) miso menggunakan barley dan kedelai (mame) miso menggunakan ragi kedelai.
Ada dua jenis miso di pasaran yaitu miso berwarna cokelat (aka) dan kuning (shiro). Aka miso lebih tinggi kandungan garamnya dan kaya asam amino serta nutrisi lain. Karenanya rasa miso ini lebih kuat dibanding shiro miso.
2. Soy sauce
![]() |
Soy sauce digunakan pada hampir seluruh hidangan Jepang. Baik mentah, panggang, rebus, dan tumis. Bumbu cair ini dibuat dari kedelai, gandum, air, dan garam. Proses fermentasi dilakukan dengan bantuan koji atau jamur Aspergillus oryzae. Berlangsung hingga beberapa bulan sehingga menghasilkan warna dan aroma soy sauce yang unik. Dibanding kecap asin, soy sauce atau kecap Jepang tidak terlalu asin. Warnanya lebih pekat dengan rasa kedelai yang kuat.
3. Mirin
![]() |
Mirin atau sweet rice wine kerap digunakan untuk menghilangkan aroma mentah pada sajian seperti ikan. Sekaligus memberi rasa manis gurih dan tampilan mengkilap. Saus teriyaki dan saus celupan soba juga umumnya dibuat dengan campuran mirin. Mirin dibuat dari beras ketan, ragi beras, dan liquor shochu. Ada 3 jenis mirin yang dibedakan berdasarkan kandungan alkoholnya. Hon mirin berisi setidaknya 14% alkohol. Shio mirin sekitar 1,5% alkohol dan shin mirin dibawah 1%.
4. Katsuobushi
![]() |
5. Natto
![]() |