Di Seoul ada restoran yang khusus menyajikan serangga. Papillon's Kitchen punya menu sup ubi hingga pasta jamur dengan tambahan serangga. "Rasanya tidak seperti makan serangga," ujar Bae Su Hyeon, salah satu pengunjung yang datang saat makan siang, seperti dilansir dari Reuters (12/08).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Untuk melakukannya, pemerintah mencoba membuat orang lebih nyaman dalam konsumsi kriket dan mealworm. Serangga dibuat jadi bubuk atau hidrolisasi sebagai ekstrak minyak dan protein. Kemudian diubah menjadi makanan. Mulai dari es krim sampai sosis.
Kim Young Wook, CEO Korean Edible Insect Laboratory sekaligus pemilik Papillon's Kitchen, mengatakan kunci untuk memenangkan konsumen yang masih skeptis dengan serangga adalah tampilannya.
![]() |
Industri serangga Korea Selatan sendiri bernilai 304 miliar won tahun lalu. Jumlah ini hampir dua kali lipat tahun 2011. Meski konsumsi manusia hanya bernilai 6 miliar won karena selebihnya untuk pakan hewan. Pemerintah Korea pun ingin memperbesar industri sampai 530 miliar won pada tahun 2020.
Sementara jumlah peternakan penghasil serangga di Korea naik jadi 724 tahun lalu. Pada 2011 jumlahnya hanya 265.
![]() |
"Di masa lalu, orang biasanya menggelengkan kepala ketika berpikir akan serangga, tapi sekarang lebih banyak orang percaya serangga dapat dikonsumsi," pungkas Kim Jong Hee. (lus/odi)