Pemanasan Global Tingkatkan Keracunan Pada Tiram Mentah

Pemanasan Global Tingkatkan Keracunan Pada Tiram Mentah

Lusiana Mustinda - detikFood
Kamis, 11 Agu 2016 12:41 WIB
Foto: iStock
Jakarta - Meningkatnya suhu global berkaitan dengan peningkatan racun makanan melalui air. Seafood mentah, seperti tiram juga berisiko tinggi.

Ada sekitar 12 spesies vibrio, bakteri yang dapat membuat orang sakit melalui makanan mentah atau setengah matang yang dihasilkan dari laut. Bakteri ini juga bisa dihasilkan dari pencemaran air yang dapat sebabkan penyakit kolera.

Menurut Centers for Diesease Control and Prevention, laboratorium mengkonfirmasi infeksi bakteri vibrio. Di Amerika Serikat telah meningkat dari rata-rata sekitar 390 pada akhir tahun 1990-an menjadi rata-rata 1030 dalam beberapa tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah peningkatan yang luar biasa pada beberapa tahun terakhir," tutur Rita Colwell dari University of Maryland, seorang ahli mikrobiologi dalam CBC (09/08).

Studi ini meneliti Eropa dan Amerika Utara, namun pelacakan paling konsisten dari penyakit vibrio ada di Amerika Serikat. CDC memperkirakan ada sekitar 100 kematian pertahun rata-rata dikarenakan infeksi baketri vibrio.

Studi yang dipublikasi dalam Monday's Proceedings of the National Academy of Sciences menyoroti gelombang yang belum pernah terjadi sebelumnya dari penyakit vibrio di Eropa Utara selama gelombang panas pada tahun 1994, 1997, 2003, 2006 dan 2010.

Menurut Colwell, hingga saat ini, para peneliti telah meneliti secara tidak langsung terkait perubahan iklim yang berperan dalam peningkatan penyakit dari bakteri. Menggunakan DNA, database 50 tahun dari plankton, suhu air dan laporan penyakit. Tentu hal ini menunjukkan hubungan yang lebih komprehensif.

"Sekarang kita telah terhubung langsung pada peningkatan dan tren di sejumlah kasus sehingga itu semua datang bersama-sama dengan sangat rinci," jelas Colwell.

Dengan database raksasa plankton dan DNA, tim ilmuwan internasional mampu memantau bagaimana bakteri vibrio mengontaminasi ke dalam saluran air di seluruh dunia dengan menciptakan indeks.

"Indeks tidak menunjukkan jumlah vibrio, tetapi kelimpahan relatif," ujar penulis studi Luigi Vezulli dari University of Genoa. Indeks di banyak daerah mereka diperiksa, termasuk Atlantik Utara.

Jenis pemeriksaan kadar vibrio di plankton belum pernah dilakukan sebelumnya. "Sangat penting untuk memahami skala regional dari perubahan iklim terhadap peningkatan potensi risiko manusia," kata Erin Lipp, professsor ilmu kesehatan lingkungan dari University of Georgia.

Meskipun perlu penelitian lebih mendalam, akan tetapi indeks ini dapat menunjukkan bahwa iklim yang lebih panas bisa berisiko picu kontaminasi bakteri vibrio. Terutama pada makanan hasil laut yang berada dalam air tercemar. (lus/odi)

Hide Ads