Kagum pada Pengolahan Gudeg hingga Cicipi Urap Gaya Rumahan

Eat Smart Indonesia

Kagum pada Pengolahan Gudeg hingga Cicipi Urap Gaya Rumahan

Odilia Winneke Setiawati - detikFood
Senin, 08 Agu 2016 10:55 WIB
Foto: detikfood/William W.Wongso
Yogyakarta - Terbang ke Yogyakarta peserta tur mendapatkan pengalaman unik. Mencicipi gudeg, lodeh, urap hingga pipis kopyor yang legit.

Mendarat di Yogya (6/8) di pagi hari peserta tur diajak William Wongso singgah ke dapur Yu Djum. Di dapur tradisional dengan kepulan asap kayu api mereka melihat proses pembuatan gudeg dari nangka muda.

Proses memasak manual dan tradisional serta memakan waktu ini benar-benar menarik perhatian mereka. Aroma gurih pedas amal goreng krecek di wajan besi besar memikat peserta untuk mendekat dan ikut mengaduk-aduk.

Gudeg komplet menjadi menu sarapan mereka. Nyaris tak ada yang tak doyan dengan sajian khas Yoga ini. Meskipun sedikit manis tetapi peserta tur menyukainya. Paduan makanan gurih manis khas Jawa Tengah mereka cicipi saat ada di Jadah Mbah Carik, kawasan Kaliurang. Mengintip dapur mbah Carikpun membuat peserta senang. Apalagi aroma wangi bumbu bacem semerbak menguar dari wajan-wajan berisi tahu.

Proses pemasakan ini memakan waktu 3 jam untuk menghasilkan bacem tahu dan tempa yang kokoh berbalut karamel gula Jawa yang merah kecokelatan merata. Empuk legit ketan yang diolah jadi jadah ini sangat disukai peserta. Bahkan beberapa dari merekapun mencoba menggigit cabai rawit hijau yang jadi pelengkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

'Cabai hijau kecil ini gigitan pedasnya tidak panas di lambung, Saya suka sekali,' ujar Judi Allen yang jatuh hati pada cabe rawit hijau.

Hidangan Jawa Tengah gaya rumahan jadi menu santap malam para peserta. Tim jurumasak Warung Sawah Godanglegi menyajikan sederatan menu Jawa rumahan. Diawali dengan sosis Solo sebagai pembuka. Dilanjutkan dengan sup ayam kampung, bebek goreng, iga goreng, urap sayuran, pelecing kangkung disambut senang oleh peserta.

Pencinta makanan yang jadi peserta tur ini penuh antusias menikmati setiap sajian. Termasuk kari sayuran dan lodeh tempe berisi cabe dan pete yang disajikan. Semua sajian dengan bahan lokal ini berhasil memuaskan peserta. Demikian juga suguhan Pipis Kopyor berbungkus daun pisang yang disajikan sebagi pencui mulut. Irisan pisang kepok, serytan kelapa muda dan areh menghasilkan paduan gurih manis.

'Waktu cium aroma wanginya saya tak duga kalu bungkusan daun itu dessert. Awalnya saya pikir ikan karena ada potongan putih. Ternyata itu kelapa muda. Saya suka, enak sekali,' komentar Emma Visee dari Chicago dan almarhum ibunya keturunan Indonesia. (odi/odi)

Hide Ads