Ini Alasan Warga Korea Menyantap Samgyetang Saat Musim Panas

Ini Alasan Warga Korea Menyantap Samgyetang Saat Musim Panas

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Senin, 27 Jun 2016 16:14 WIB
Foto: Munchies
Jakarta - Minum es atau menyantap sajian dingin jadi pilihan banyak orang saat cuaca terik. Tetapi warga Korea justru mengatasi hal ini dengan makan sup hangat. Apa alasannya?

Sup ayam utuh dengan gingseng (samgyetang) jadi incaran wisatawan saat berkunjung ke Korea. Sup ini dipercaya bergizi tinggi dan mampu mengatasi cuaca panas. Ternyata ada sebab dibalik kebiasaan warga Korea mengonsumsi samgyetang di musim panas.

"Di Korea, mereka mengatakan 'lawan api dengan api!'" ujar Choi Mi-hee, pemilik Gangwon Toon Samgyetang di Ilsan. Kepada Munchies Vice (23/6) ia menjelaskan, "Ketika kita menyantap makanan dingin saat musim panas, maka perut menjadi dingin tetapi bagian badan lain tetap panas. Jadi kita perlu membuat badan memiliki temperatur sama."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mengikuti logika tersebut, warga Korea berbondong-bondong bersantap di resto samgyetang kala musim panas. Umumnya mereka menyantap sup dengan minuman pendamping liquor gingseng atau soju.

"Pengunjung berjalan dalam kondisi panas dan kelelahan, tetapi ketika kita makan samgyetang, kita bisa mendapatkan stamina kembali," ujar Choi.

Menanggapi hal ini, pakar makanan Korea sekaligus pemilik restoran bernama Joe McPherson mengatakan, "Korea punya banyak hidangan tradisional yang dimakan pada hari-hari tertentu. Mereka meyakini makan sup yang bersifat menyembuhkan ini bisa mengembalikan nutrisi yang terbuang lewat keringat."

Samgyetang dimasak dengan ayam muda, biasanya yang disembelih saat berumur 1 bulan. Karenanya ukuran ayam masih kecil dan muat dalam mangkuk saji. Selain soal ukuran, daging ayam muda dipilih karena masih sangat lembut.

Ayam lalu diisi beras ketan dan dimasak bersama gingseng, jujube, bawang putih, chestnut dan bahan lainnya bergantung si peracik. Choi, misalnya, menggunakan 8 bahan rahasia lain yang ditegaskan dirinya alami dan menyehatkan.


Seperti kebanyakan sup Korea lain, samgyetang disajikan dalam mangkuk batu dol-sot. Membuatnya masih panas meski sudah dibawa ke meja.

Ada dua cara memakan samgyetang. Cara pertama ialah melepaskan daging ayam dari tulang kemudian memakannya satu per satu dengan cocolan garam. Cara kedua ialah dengan melepaskan seluruh bagian ayam dari tulangnya lalu mencampurkannya dengan nasi. Mirip seperti makan bubur.

Daniel Gray selaku pemilik restoran dan blog makanan populer di Korea mengatakan, "Selama musim panas, Anda perlu makan makanan tinggi protein dan kalori seperti samgyetang." Menurutnya dengan tercukupinya protein dalam tubuh maka seseorang bisa bekerja lebih banyak.

Gray mengatakan daging ayam secara tradisional dianggap sebagai daging yang kurang bergizi di Korea. Tidak seperti daging sapi, seafood, atau daging babi. "Karenanya gingseng dan ragam herba lain ditambahkan dalam samgyetang untuk menambah nutrisinya," jelas Gray.


Ia menambahkan, "Saya tidak ingin mengatakan apakah gingseng benar-benar berkhasiat medis atau tidak, tetapi warga Korea telah meyakini manfaat kesehatan gingseng selama berabad-abad. Bagi mereka gingseng adalah obat penyembuh apapun."

McPherson menambahkan di banyak negara dunia sup ayam dipercaya sebagai obat. "Terlepas dari kebenaran khasiatnya, saya suka menyantap samgyetang saat sakit. Saya merasa gingseng berdampak mendinginkan tubuh."

Mengenai kalori, samgyetang rupanya mengandung lebih dari 1.000 kalori per mangkuk. Tetapi bagi Choi, sup ini masih jadi pilihan lebih baik dibanding junk food. "Saat ini banyak warga Korea makan junk food berlebihan. Tetapi samgyetang tidak mengandung bahan kimia dan sangat alami juga sehat," pungkas Choi.

(adr/odi)

Hide Ads