Dari laporan Arab News (19/06), penelitian terbaru menunjukkan sekitar 30 persen dari 4 juta hidangan yang disiapkan tiap hari di bulan Ramadan terbuang. Menurut College of Food and Agricultural Sciences (CFAS) di King Saud University (KSU), besarnya bisa mencapai SR1,2 juta (Rp 4,2 milyar) tiap hari. Jumlah makanan yang sangat besar ini bisa memberi makan orang kelaparan di berbagai belahan dunia.
Dalam penelitian yang sama, diperkirakan 4.500 ton makanan terbuang tiap hari di Arab Saudi. Jamuan besar dan prasmanan harian jadi alasan utama untuk limbah makanan tersebut. Menurut Professor Khodran H. Al-Zahrani dari Department of Agriculture and Rural Sociology di CFAS, KSU ada sekitar 1,3 juta makanan layak yang terbuang. Lebih dari 40 persen terjadi di tingkat ritel dan konsumen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pada saat bersamaan, ada lebih dari 1 milyar orang di dunia yang masih kekurangan makan. Al-Zahrani mengatakan bahwa makanan terbuang sepanjang rantai makanan. Mulai dari petani, industri makanan, peritel, katering hingga konsumen.
Terjadinya pembuangan karena kurangnya kesadaran dan perencanaan belanja. Ia menambahkan bahwa pemborosan telah mencapai tingkat baru dan makanan jadi bahan nomer satu di tempat pembuangan sampah.
Al-Zahrani menyebut ada kebutuhan mendesak untuk mengurangi limbah makanan di Arab Saudi. Salah satunya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan situasi makanan dan air di Arab Saudi melalui kampanye nasional yang komprehensif.
![]() |
"Alasan lainnya yang mungkin dari pembuangan makanan oleh masyarakat Saudi karena itu (makanan) sangat melimpah di negeri ini. Makanan segar dianggap higienis dan telah terstandarisasi. Orang lebih memilih membuang sisa makanan sebanyak itu karena dipikir tidak sehat untuk dimakan atau mereka tidak menyukainya," ungkap Mirza Baig, seorang pakar, seperti dilansir dari Arab News.
Ia mengatakan supermarket, restoran dan kafe membuat situasi lebih buruk karena limbah yang berlebihan. Menyiapkan sajian secara mewah selama Idul Fitri, pernikahan, pesta atau sekedar berkumpul biasa, telah menjadi hal umum bagi masyarakat Saudi. Makanan tak terjual juga ikut dibuang, bersama dengan barang yang rusak. (odi/odi)