Sejak manusia mampu membuat makanan dan menceritakannya, muncul orang-orang yang dilabeli "foodie" dan "eatie." Thrillist (6/6) mengungkap perbedaan antara keduanya meski tidak ada kriteria baku mengenai label tersebut.
1. Foodie ingin disebut sebagai "foodie"
![]() |
Mengenali foodie sebenarnya tidak sulit. Mereka umumnya memiliki keinginan khusus untuk disebut sebagai "foodie." Hal ini tercermin dari beberapa hal seperti pengakuan sederhana dirinya akan kecintaan pada makanan. Atau kebiasaannya mengunggah foto-foto makanan untuk menunjukkan betapa mereka mencintai makanan.
Para foodie di dunia kuliner dianggap sama seperti penggila klub olahraga yang setia menyemangati klub andalannya meski sedang tidak bertanding. Mereka sangat cepat menyebut kekagumannya pada makanan dan bahan-bahan yang dipakai. Foodie juga cepat menilai seseorang sebagai non-foodie serta membayangkan hal-hal apa saja yang sekiranya dilakukan non-foodie.
2. Foodie tidak pernah memiliki gambaran realistis tentang non-foodie
Bagi foodie, para non-foodie tak ubahnya segerombolan orang yang doyan makanan cepat saji. Mereka menganggap non-foodie sebagai orang yang tidak mengerti pentingnya penambahan rempah atau rasa tertentu pada masakan atau mengenali rasa tambahan yang muncul dari pemasakan daging dengan teknik khusus.
Para foodie juga menganggap kehadiran non-foodie sebagai perusak makanan berkualitas bagus. Karenanya mereka gemar mengunggah foto-foto makanan di Instagram untuk mengabadikannya.
3. Foodie khawatir Anda menikmati makanan dengan cara yang salah
![]() |
Jika Anda makan bersama foodie, mereka akan mengomentari dan menuangkan seluruh pengetahuannya mengenai sebuah sajian. Mereka menganggap hal yang dilakukannya berguna membantu para non-foodie yang mungkin salah dalam menyantap sebuah sajian.
Para foodie juga beranggapan telah mencerahkan pengetahuan non-foodie serta membantu mereka menikmati makanan enak yang belum pernah dirasakan. Di sisi lain, non-foodie tidak pernah bermimpi bisa menikmati makanan seperti foodie, tetapi mereka tidak ingin berubah. Kondisi ini memunculkan perasaan cinta sekaligus benci para foodie pada non-foodie.
4. Eatie ingin menikmati makanan
Para eatie punya kemampuan memahami apa yang ingin mereka makan. Mungkin kemampuan ini terlihat biasa, tetapi tingkat pemikiran eatie mengenai hal ini diakui lebih tinggi dari para foodie. Para eatie bisa menilai apakah makanan akan basi atau terasa tidak enak.
Mereka bisa menikmati makanan enak sama mudahnya dengan para foodie. Perbedaan terbesarnya ialah eatie tidak mengatakan hal ini pada siapapun tetapi bukan berarti eatie akan selamanya diam.
5. Eatie juga kerap merekomendasikan menu atau restoran
Jika para eatie menemukan restoran yang disuka, mereka tak ragu merekomendasikannya pada orang lain alih-alih menyembunyikannya. Indera pengecapan eatie juga dinilai sama bagusnya dengan foodie meski kerap mencicip banyak makanan. Bahkan kerap kali indera pengecapan eatie lebih bagus dari foodie.
6. Kriteria eatie soal makanan lebih luas
![]() |
Dalam menikmati makanan, eatie tidak dibatasi bayang-bayang mengenai siapa mereka. Mereka merasa tidak perlu memiliki kriteria ketat dalam menyantap makanan. Eatie juga kerap memasak sendiri makanan yang mereka mau. Hal ini tidak dilakukan para foodie.
Mereka juga tidak memamerkan makanan buatannya karena tidak memiliki misi untuk mengesankan orang lain. Jika para eatie membuat makanan untuk seseorang, mereka akan menawarkan minuman dan hidangan pembuka. Sekaligus memberi tahu akan seberapa enak sajian dan harapan mereka agar seseorang menyukainya.
Para eatie berinteraksi satu sama lain dengan cara positif. Mereka memahami ketika seseorang menggunakan makanan untuk meningkatkan status mereka, maka orang-orang di sekitar tidak akan menyukainya. Mereka menjaga hubungan baik dengan saling berbagi kebahagiaan saat makan, bukan memikirkan seberapa buruk kebiasaan makan orang lain.
Secara keseluruhan, jadilah eatie, bukan foodie. Membicarakan seberapa enak makanan memang tak ada salahnya, tetapi ketika Anda berlebihan, hal tersebut tentulah salah.
(adr/odi)