Huffington Post (16/06) melaporkan selama Ramadan ini ada inisiatif Sharing Fridge atau Lemari Es Berbagi di Dubai, Uni Emirat Arab. Dalam lemari es tersedia makanan dan minuman bagi orang miskin sekaligus kelaparan.
Sumayyah Sayed, wanita Australia yang tinggal di Dubai, meluncurkan proyek ini pada awal Juni, saat minggu pertama Ramadan. Idenya adalah menempatkan lemari es di lokasi yang mudah diakses, seperti beranda, garasi atau bangunan. Lemari es kemudian diisi dengan makanan dan minuman yang dapat dikonsumsi pekerja untuk berbuka puasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Melihat orang bekerja keras dalam cuaca panas di luar, beberapa dari mereka sedang berpuasa, membuat saya ingin melakukan sesuatu. Tidak peduli seberapa kecil hal itu," ujar wanita berusia 29 tahun itu kepada HuffPost Arabi.
Lemari es diusahakan bisa melayani tukang kebun, penjaga keamanan dan pekerja konstruksi. Kebanyakan dari mereka bekerja di luar ruangan dalam suhu melebihi 38 derajat Celcius. Sayed pun mempersilahkan siapa saja yang bekerja di masyarakat mereka untuk memakai kulkasnya.
Di UEA sendiri ada sekitar 5 juta pekerja migran dengan bayaran kecil. Umumnya berasal dari Asia Selatan. Mereka hidup dalam kondisi mengerikan dan sasaran dari pelanggaran hak.
![]() |
Peta yang penyelenggara telah buat untuk menambah jumlah kulkas berbagi menunjukkan proyek telah menyebar ke daerah lain, termasuk Sharjah dan Abu Dhabi. Kini ada sekitar 50 lemari es di Dubai dan 70 di sekitar UEA.
Sayed sudah memulai laman Sharing Fridges Facebook untuk memobilisasi orang-orang terkait proyek. Ini telah menarik hampir 15.000 anggota pada Kamis sore.
Ahmed Abulhassan, pria Mesir yang tinggal di Dubai, termasuk anggotanya. Ahmed mengatakan pada The WorldPost bahwa ia pergi ke salah satu lemari es dan menemukan bahwa isinya penuh dengan yogurt buah, susu, potongan buah per porsi, paket sayuran dan air dingin.
Menurut laman Facebook proyek, bahan makanan paling populer yang didonasi adalah buah, sayuran, produk susu dan minuman. Banyak juga keluarga yang menempatkan masakan, tambah Sayed.
Sayed mengatakan ketika para pekerja tiba di lemari es dan mengambil makanan yang diinginkan, senyuman mereka begitu bahagia.
Sementara itu, masyarakat juga menanggapi dengan antusias akan inisiatif ini.
"Kelompok bekerja menakjubkan dalam menentukan area, membeli lemari es dan menempatkannya. Ini semangat komunitas yang sangat kompak, dan itulah arti Ramadan," tutur Sayed.
![]() |
Penyelenggara kini sedang berdiskusi untuk memperpanjang proyek ini di luar Ramadan. Setidaknya sampai sisa musim panas.
"Saya pikir ini adalah sebuah inisiatif yang benar-benar baik hati dan diperlukan. Dan ini datang dari fakta yang disayangkan bahwa orang-orang terlalu banyak membuat dan membeli makanan selama Ramadan. Namun pada kenyataannya, apa yang harus mereka lakukan adalah menjaga ini berjalan sepanjang tahun," pungkas Abulhassan, seperti dilansir dari Huffington Post.
Sebenarnya beramal makanan ini sudah pernah dilakukan di Kochi, India. Pemilik restoran menaruh kulkas di luar restoran yang diisi makanan baru yang dimasak oleh restoran. Ada 50 paket makanan yang tersedia untuk para tunawisma yang membutuhkan. (msa/odi)