Beberapa Burger Vegetarian di Amerika Terbukti Mengandung DNA Manusia dan Tikus

Beberapa Burger Vegetarian di Amerika Terbukti Mengandung DNA Manusia dan Tikus

Ellia Avrizella Quenda - detikFood
Senin, 16 Mei 2016 06:47 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Konsumsi sayur dan buah menjadi andalan asupan nutrisi vegetarian. Namun, temuan terkini justru pada burger vegan ditemukan DNA manusia dan tikus.

Menurut Foxnews (11/05), sebuah laporan terbaru dari Clear Labs mengenai analisa makanan telah menemukan bahwa setidaknya 10 % dari hotdog khusus vegetarian mengandung daging. Hal ini menunjukkan beberapa hal yang cukup mengganggu tentang proses pembuatan burger vegetarian. Kemudian sampel sebanyak 89 burger vegetarian dikumpulkan dari berbagai merek. Clear Labs mengidentifikasi beberapa masalah menjadi 3, substitusi, masalah higienis, dan kontaminasi patogen.

Pengujian juga menemukan dua sampel yang mengandung DNA daging sapi, satu berisi DNA tikus, dan satu berisi DNA manusia. Sementara pada "black bean burger" ditemukan tidak mengandung kacang hitam sama sekali.

Menurut penelitian, hasil sementara empat dari burger vegetarian yang telah diuji mengandung DNA patogen yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Studi yang meneliti semua jenis burger juga telah menemukan bahwa 23,6 % dari roti vegetarian memiliki kandungan yang berbeda seperti yang telah tertera dalam label produk. Sementara hanya 13,6 % dari seluruh sampel yang diuji menunjukkan ketidaksesuaian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa sampel bahan-bahan yang tercantum pada label ditemukan hilang. Semuanya berjumlah 14 produk vegetarian.

"Temuan kami menunjukkan bahwa industri daging sapi secara keseluruhan telah mendapatkan keuntungan dari adanya peraturan yang ketat dan persyaratan pengujian agresif," kata Clear Labs dalam laporannya. Produk vegetarian, bagaimanapun, terbukti memiliki masalah dalam kualitas.

Studi ini tidak mengutip merek tertentu, tetapi Clear Labs mengatakan temuannya akan membantu memberi informasi pada produsen burger vegetarian tentang isiko yang tidak diketahui. Juga kebutuhan untuk keamanan pangan yang lebih ketat. Produsen harus memastikan ada kejelasan, konsistensi, dan pelabelan pada semua tahapan produksi. (odi/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads