Cikur berarti kencur dalam bahasa Sunda. Tanaman obat ini juga merupakan bumbu dapur yang sedap. Masyarakat Tasik mengolahnya menjadi nasi goreng kencur atau dikenal dengan sebutan nasi cikur.
Bumbunya memakai kencur muda atau kencur yang bertunas dengan umbi masih putih warnanya. Ini membuat nasi cikur terasa lebih renyah meskipun mungkin ada aksen sedikit getir dan aromanya jadi harum. Langkah pembuatannya mirip nasi goreng. Diperlukan bumbu halus yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, garam, terasi goreng, dan tentu saja kencur muda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bahan lainnya terdiri dari nasi putih, minyak sayur, dan cabai merah besar yang dihaluskan. Untuk membuatnya, bumbu halus dan cabai ditumis bersama minyak sayur hingga wangi. Masukkan nasi lalu aduk hingga rata. Tambahkan garam dan irisan cabai rawit jika suka. Nasi cikurpun siap dihidangkan.
Agar makin enak, nasi cikur biasanya dinikmati dengan ragam lauk seperti telur dadar, suwiran daging ayam, tahu goreng, serundeng, acar wortel, dan keripik tempe. Ada juga yang senang menyantap nasi cikur dengan sambal goang yang pedas menyengat.
![]() |
Salah satu sajian nasi cikur terkenal di Tasik adalah racikan Ny. Iyen di Kantin 43. Ia menjajakan nasi cikur sejak pukul 6 pagi sebagai menu sarapan. Namun sering kali, sebelum pukul 8 pagi nasi cikur sudah habis terjual.
Pelengkap nasi cikur Ny. Iyen antara lain orek tempe, telur dadar rawis, kering kentang khas Tasik, timun, kerupuk putih, dan sambal goang. Komposisi resep yang pas agaknya jadi alasan nasi cikur di sini begitu diminati. Apalagi harganya juga terbilang murah.
Kalau mau mencicip nasi cikur Ny. Iyen, Anda bisa menemukan alamatnya dengan mudah di Google Maps. Andalkan sinyal kuat internet di sana untuk mendapatkan petunjuk arahnya.
Nasi Cikur Kantin 43
Jalan Panyerutan, Tasikmalaya
Persis di pertigaan Jalan Panyerutan-Jalan Tentara Pelajar
"Ayo ikuti Ekspedisi Langit Nusantara dan jadilah saksi keindahan Bumi Indonesia"
(adr/odi)