Pelajar Belanda Buat Pop Up Kafe Drone Pertama di Dunia

Pelajar Belanda Buat Pop Up Kafe Drone Pertama di Dunia

msa - detikFood
Senin, 25 Apr 2016 10:21 WIB
Foto: AFP
Jakarta - Bayangkan jika minuman disajikan dengan drone. Aksi ini bisa ditemui saat berkunjung ke sebuah universitas di Belanda.

Kafe drone pertama di dunia hadir di Negeri Kincir Angin. Kafe pop-up itu dibuka sebagai bagian perayaan festival "Dream and Dare" untuk menandai ulang tahun Eindhoven University of Technology ke-60. Kafe hanya buka 3 hari, mulai 22-24 April 2016.

AFP (24/04) melaporkan ada 20 mahasiswa yang berada dibalik proyek ini. Mereka menghabiskan waktu 9 bulan untuk mengembangkan dan membangun pesawat tanpa awak tersebut. Tujuannya untuk menunjukkan bagaimana perangkat kecil di dalam drone bisa jadi bagian penting dari kehidupan modern sehari-hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiap drone membutuhkan biaya 2.000 euro (Rp 29,6 juta) untuk pembuatannya. Proyek sendiri didanai universitas karena bermaksud memberikan sekilas pandangan tentang masa depan.

"Ini punya potensi sebagai alat berguna bagi manusia. Kami melihatnya sebagai mobile telepon selular selanjutnya. Anda pilih dan Anda memprogramnya sesuai keinginan," ujar Tessie Hatjes, siswa sekaligus pemimpin proyek, seperti dilansir dari AFP.


Drone yang diberi nama "Blue Jay" punya bentuk mirip mangkuk saus berwarna putih. Ada dua pendaran cahaya yang menyerupai mata.

Blue Jay bisa terbang dari meja ke meja untuk menerima pesanan tamu. Namun konsumen perlu menunjuk ke daftar untuk memberi sinyal apa yang mereka inginkan.

Bagian biru mata dari drone pertama terisi memalui pemindaian menu untuk mendaftarkan pesanan konsumen. Ketika sudah terisi penuh, maka pesanan sudah siap. Kemudian drone lainnya datang dengan membawa gelas dalam cengkraman.

Untuk menunya, kafe menawarkan empat jenis koktail beralkohol dan tidak beralkohol. Dibedakan dengan warna biru terang atau hijau terang, sama seperti warna "mata" drone.


Minuman diambil dan dibawa dengan satu set penjepit di bagian bawah drone. Ini sekaligus menunjukkan mesin tersebut bisa membawa misi rumit. Misalnya mengirimkan obat-obatan atau bahkan membantu melacak pencuri.

Berkat sensor dan daya tahan baterai yang lama, drone bisa terbang dalam bangunan dan bergerak terarah di tengah interior yang penuh. Tidak seperti drone lain yang bergantung pada sistem GPS.

"Blue Jay merupakan sebuah burung cerdas yang hidup di lingkungan sosial yang kompleks," ujar siswa dalam sebuah video tentang penjelasan karya mereka.

Selain kafe, mereka meyakini aplikasi drone tak terbatas. Bisa sebagai alat untuk memadamkan kebakaran, sistem alarm untuk memberitahu keberadaan penyusup atau pelayan mini yang bisa membantu mengambilkan buah.

"Kami percaya bahwa suatu hari drone domestik akan menjadi bagian dari masyarakat. Suatu hari, sebuah drone bisa jadi seorang teman," pungkas salah satu siswa dalam video.

(adr/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads