Stok Vanili di Dunia Berkurang Harga Es Krim Semakin Mahal

Stok Vanili di Dunia Berkurang Harga Es Krim Semakin Mahal

Ellia Avrizella Quenda - detikFood
Jumat, 15 Apr 2016 06:59 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Vanili merpakan pengharum makanan yang paling populer di dunia. Memberi aroma lezat pada dessert dan kue. Turunnya stok vanili dunia membuat harganya melambung.

Salah satu makanan yang banyak memakai vanili adalah es krim. Karenanya harga es krim vanili di dunia juga turut naik. Karena pasokan vanili semakin berkurang.

Dilansir Independent (07/04) hal ini terjadi karena turunnya produksi vanili di Madagascar. Padahal daerah ini menjadi penghasil vanili terbesar di dunia. Kini harganya melambung hingga 120% setahun. 



Harga vanili kini sekitar lebih dari ÂŖ 155 (Rp. 2.900.000) per kilogram dibandingkan lima tahun lalu yang harganya sekitar ÂŖ 14 (Rp. 262.000 ) per kilogram.

Menurut data perusahaan Mintec, kegagalan bunga vanili menjelang akhir 2014 , sehingga mempengaruhi produksi vanili tahun lalu.

"Harga vanili telah meningkat sejak 2012 dan diperkirakan produksinya turun pada tahun 2015. Hasil panen para petani juga berkurang kualitasnya,” kata Mintec.

Situasi semakin diperparah oleh para importir yang menimbun stok vanili lebih awal guna mengantisipasi kenaikan harga. Hal ini akan mengurangi pasokan di pasar-pasar lainnya.

Vanili atau vanilla merupakan bumbu kedua paling mahal di dunia setelah saffron. Vanili dianggap mahal karena budidayanya yang membutuhkan biaya besar dan juga padat karya.

Vanili masih menjadi bagian dari keluarga Orchid, di mana tanaman ini tumbuh dengan cara merambat di suhu 20 derajat sekitar khatulistiwa dan harus melalui masa pematangan selama tiga tahun sebelum bisa dipanen.

Tanaman dengan kategori Orchid harus diserbuki secara manual dalam waktu 12 jam setelah mekar. Sekali dipetik batang vanili harus segera dikeringkan. Proses ini membutuhkan waktu tiga sampai enam bulan lamanya.



Dampak dari tingginya harga vanili mulai dirasakan salah satu pemasoknya, Cook's Flavouring Company, perusahaan menengah yang telah menghabiskan $ 5 juta per tahun vanili.

Hal ini berarti sebuah perusahaan es krim menggunakan 200 galon vanili setiap bulan akan mendapati harga ekstrak murni vanili lebih mahal empat kali lipat.

Antisipasi awal dari adanya kenaikan harga telah menyebabkan petani lokal memanen tanaman vanili terlalu dini, sehingga aroma vanili kurang tajam.

Tanaman yang bernilai tinggi juga merupakan target utama bagi para pencuri. Alasan ini pula yang menyebabkan petani melakukan panen lebih dini.

"Panen dini adalah faktor pertama yang memiliki dampak langsung pada kualitas vanili di pasar," kata pemasok vanili berbasis Perancis, Eurovanille.



Menurut laporan dari Food Business News, tingginya harga yang disertai dengan menurunnya kualitas vanili menyebabkan produsen makanan dan minuman mencari alternatif dari rasa vanili alami.

"Meskipun ini merupakan waktu fluktuasi di pasar vanili, diharapkan situasi saat ini akan segera berakhir," kata Craig Nielsen, kepala eksekutif AS di Nielsen-Massey Vanillas.



(odi/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads