Ini 10 Mitos Soal Makanan yang Masih Populer hingga Kini (1)

Ini 10 Mitos Soal Makanan yang Masih Populer hingga Kini (1)

Fran Sisca - detikFood
Selasa, 12 Apr 2016 09:25 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Banyak mitos soal makanan yang dikaitkan dengan kesehatan. Meskipun belum tentu benar, mitos ini tetap diyakini oleh banyak orang. Apa saja mitos tersebut?

Seperti dilansir dari Times of India (10/04) mitos makanan terkadang membingungkan, ada hal yang baik dan juga ada hal yang buruk bagi kesehatan. Mitos yang berkembang bisa membuat orang mengalami gangguan kesehatan karena asupan makanan yang salah.

1. Cokelat dapat membuat lebih rileks



Cokelat memang rasanya enak, kecuali cokelat yang ditambah lemak dan gula akan memberi efek buruk pada kesehatan. Ada beberapa penelitian tentang khasiat dark chocolate. Tetapi tidak semua dark chocolate baik untuk jantung. Dark chocolate berkhasiat untuk kesehatan karena mengandung serat, zat besi, magnesium, dan tembaga. Mengonsumsi dark chocolate secara teratur tidak dapat membantu menurunkan berat badan.

2. Telur berkolesterol tinggi

Mitosnya adalah telur mengandung kolesterol tinggi. Padahal, penelitian telah membuktikan tak ada kaitan telur dan kadar kolesterol tinggi. Telur merupakan sumber nutrisi seperti seng, zat besi, vitamin D, dan kolin yang dibutuhkan oleh tubuh. Untuk mengurangi asupan lemak lebih baik konsumsi telur rebus daripada telur goreng.

3. Lebih sedikit asupan karbohidrat lebih sehat

Saat memilih karbohidrat untuk menu makan sehat, pastikan memasukkan karbohidrat sehat. Makanan karbohidrat seperti biji-bijian dapat mengurangi penyakit jantung, serta mengurangi berat badan. Jadi tak perlu menghindari semua karbohidrat.

4. Kacang juga junk food



Kacang boleh dimakan sebagai camilan. Karena kacang mengandung protein dan nutrisi yang bermanfaat.

Selain itu, jika mengonsumsi kacang-kacangan secara rutin, dapat terhindar dari penyakit jantung. Sebaiknya konsumsi kacang cukup segenggam tiap kali ngemil.

5. Margarin lebih baik dari mentega



Mentega mengandung lemak jenuh dibandingkan margarin yang terbuat dari minyak nabati, sehingga margarin dianggap lebih sehat. Namun, perlu diketahui bahwa margarin juga mengandung lemak trans yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan dibandingkan mentega. Karenanya jika konsumsi margarin, pilih yang bebas lemak trans.

(adr/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads