Daily Mail (03/02) mengabarkan kepolisian Italia berhasil menyita 85.000 ton zaitun yang dilapisi tembaga sulfat untuk mencerahkan warnanya. Ribuan ton diantara zaitun impor ini bahkan dilabeli "Made in Italy" untuk mengecoh konsumen.
Sebanyak 19 orang menghadapi tuduhan tindakan tersebut, termasuk penggunaan bahan aditif berbahaya didalamnya. Pihak kepolisian menjelaskan zaitun ini berasal dari panen sebelumnya sehingga kecerahan warnanya sudah memudar.
Tembaga sulfat dipilih para oknum tak bertanggung jawab karena dapat memberi warna hijau terang dan merata. "Pemilihan ini begitu cerdas mengingat tembaga sulfat tidak diklasifikasikan sebagai pewarna makanan sehingga otoritas pengontrol makanan tidak mengujinya secara regular," ujar pihak kepolisian.
Mengonsumsi tembaga sulfat dalam jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan mengingat senyawa ini biasa digunakan untuk produk pestisida. Efek samping yang ditimbulkan antara lain mual, muntah, dan sakit perut. Dalam beberapa kasus juga sebabkan kematian.
Hasil tes DNA menunjukkan puluhan ribu ton zaitun ini ternyata bukan berasal dari Italia melainkan dari Suriah dan Turki.
Italia memang diketahui banyak berhadapan dengan masalah pemalsuan barang kuliner berharga. Polisi setempat memperkirakan jumlah barang palsu yang beredar di pasar domestik bernilai 1 milyar euro per tahun.
Beberapa waktu lalu polisi berhasil mengamankan 6 orang dan 7.000 ton minyak zaitun karena dilabeli "extra virgin" palsu. Produk ini bahkan sudah dijual hingga ke Amerika Serikat dan Jepang. "Kami khawatir ini akan merusak reputasi makanan Italia," pungkas salah seorang polisi.
(adr/odi)