Beberapa waktu lalu, Saima Ahmad, mahasiswi dari London membeli KitKat dan menemukan bahwa di dalamnya tidak terdapat wafer. Wanita yang juga seorang mahasiswi jurusan hukum ini pun akhirnya melakukan tuntutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya berharap mereka akan meminta maaf dan memperbaiki kualitas produk mereka. Saya tidak akan mempermasalahkan hal ini lebih jauh jika KitKat meminta maaf atau memberikan kompensasi yang sudah saya sebutkan, memberi Kit Kat tanpa batas untuk saya,” jelasnya.
Saima Ahmad juga menuliskan dalam suratnya bahwa perusahaan wajib memperhatikan pelanggannya. Mengawasi kualitas produk selama proses pembuatan. Akibat kegagalan dalam pengawasan produk ia merasa dirugikan oleh pihak Nestle, produsen KitKat. Kerugian uang dan perasaan.
Tidak menanggapi pernyataan Saima Ahmad secara langsung, KitKat membuat sebuah pernyataan lewat akun jejaring sosialnya. Kit Kat menjelaskan bahwa hilangnya wafer dalam Kit Kat bisa saja terjadi karena setiap hari mereka memproduksi 3,5 juta Kit Kat yang dibuat dari cetakan khusus.
Wafer akan ditaruh ke dalam cetakan yang berisi cokelat leleh. Mesin tersebut terkadang mengalami kemacetan, yang membuat wafer tidak masuk secara sempurna ke dalam cetakan. Jika ini terjadi, mereka langsung mengulang kembali proses produksi tersebut. Namun, ternyata ada satu atau dua diantaranya lolos dari jangkauan.
(tan/odi)