Kepada Telegraph (18/01), Lawson mengakui menyeduh teh dengan cara spesifik setiap hari. "Saya melakukannya dengan tepat dan saya tahu persis teh seperti apa yang saya inginkan," ujarnya.
Wanita berusia 56 tahun ini juga tidak memiliki permintaan sulit ketika diundang dalam suatu acara. Lawson hanya meminta cangkir teh, ketel, dan susu di kulkas kamar hotelnya. Meski begitu, belakangan ini ia memutuskan membawa ketel dan cangkir sendiri yang lebih besar.
"Saya menyukai cita rasa teh yang sangat kuat dengan campuran susu di dalamnya. Racikan teh khas Inggris. Saya harus menikmati teh pada suhu optimum yaitu setelah suhunya sangat panas, namun belum berubah menjadi suhu kamar," ujar Lawson.
Penulis buku How To Be A Domestic Goddess ini menceritakan dirinya selalu bepergian dengan tas berisi teh. "Saya juga memiliki sedikit takhayul tersendiri ketika sedang menulis resep baru. Saya tidak akan mencuci mug teh yang saya pakai hingga resep atau tulisan saya selesai," jelasnya.
Dalam sehari, Lawson dapat meminum 8-12 cangkir teh. "Sebagai pendamping teh, saya membuat roti panggang dan selai marmalade yang pahit. Namun ini biasanya saya buat di hari Sabtu atau Minggu saja," ujar Lawson yang juga berprofesi sebagai jurnalis ini.
Teh rupanya selalu hadir dalam kehidupan keluarga Lawson. Ibunya, Vanessa Salmon adalah pewaris dinasti Lyons Coffee House. Sementara kakeknya dikabarkan memiliki penciuman terbaik di Mincing Lane, jalanan di London yang terkenal akan tehnya.
(adr/odi)