Bagaimana Menu Warteg Dipilih dan Diciptakan?

Makan Enak di Warteg

Bagaimana Menu Warteg Dipilih dan Diciptakan?

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Kamis, 14 Jan 2016 18:24 WIB
Foto: detikFood
Jakarta - Aneka menu rumahan tersedia dari pagi hingga malam di warteg seperti olahan sayur, telur, ikan, hingga daging. Sebenarnya bagaimana menu-menu ini diciptakan?

Pemilihan menu datang dari inisiatif pengelola warteg maupun permintaan pelanggan. Menu yang disukai akan terus disajikan, sementara menu yang kurang peminat akan ditiadakan.

"Semua menu di sini sebenarnya menyesuaikan permintaan pelanggan. Kalau ada yang mau menu tertentu, kita bikin lalu kita coba. Kalau laku, dijual terus. Kalau dibikin terus ​ng​ga​k​ ada yang mau, kita ganti," tutur Reza Harafi, pengelola Warmo saat ditemui detikFood (09/01).



Reza menuturkan beberapa menu yang diciptakan ayahnya, H.Dasir, masih terus dijual sejak tahun 1970 hingga sekarang. "Jengkol, tempe orek, rendang, dan daging empal masih dicari pelanggan," jelasnya.

Sementara itu, Roziqin dari Warteg Bahari menceritakan semua menu diciptakan dari inisiatif pegawai masak. "Kita ​ng​ga ikutin permintaan pelanggan. Menunya ​ng​ga berubah dari awal didirikan tahun 2009 sampai sekarang," jelasnya.

Warteg Bahari lebih mementingkan menu yang komplet dan beragam. Dari pantauan detikFood (12/01), jejeran lauk pauk di sini mencapai lebih dari 40 jenis. Disusun dalam etalase kaca berwadah kaleng dan plastik berukuran besar.



"Telur dadar, tumis jamur, sop, sayur asam, tumis kangkung, tumis pare, sayur nangka, sayur tahu, dan jengkol balado selalu tersedia di sini," jelas Roziqin.

Dalam menyiapkan menu, Roziqin mengaku tidak belanja bahan mentah terlalu banyak. "Karena kita butuh menu yang komplet, jadi ​ng​ga​k​ ada menu yang difokuskan. Masaknya ​ng​ga​k​ harus banyak, yang penting sama rata," ujar pria yang bekerja sejak Warteg Bahari ini didirikan.



Begitu juga dengan menu Warteg Mamah Iyah di dekat Istana. "Semua makanan disini hasil kreasi saya, tidak ada permintaan pelanggan," ujar sang pemilik, Juariyah kepada detikFood (13/01).

Ia menceritakan, "Contohnya kacang panjang. Misalnya kemarin d​ibuat lodeh, hari ini saya buat jadi tumisan. Begitu juga dengan tempe tahu. Hari ini tempe, besok tahu. Tergantung hasil belanja juga."

Meski begitu, ada satu menu yang selalu ditanyakan pelanggan. "Tiap hari Jumat pelanggan nanyain urap. Urap ini dibuat dari bayam, kacang panjang, dan tauge," pungkas Mamah Iyah.

(adr/odi)

Hide Ads