Munchies (07/01) mengabarkan kimchi buatan China beredar luas di Korea termasuk di restoran dan kafe. Warga Korea menganggap kondisi ini sebagai krisis yang mengancam martabat kuliner negerinya.
Joe McPherson, pakar kuliner Korea kelahiran Amerika berkomentar, "Pencinta kimchi mengklaim dapat membedakan kimchi asli Korea dan buatan China." Namun ia berpendapat jika bahan pembuatan kimchi sama, maka rasanyapun juga sama sehingga sulit dibedakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti senior di World Institute of Kimchi, Kim Jae-hwan, mengakui kimchi buatan China jauh lebih murah sehingga dipilih pebisnis restoran. "Iklim bisnis yang buruk membuat mereka memilih kimchi berharga murah, yaitu kimchi buatan China," tuturnya.
Harga kimchi China bahkan masih dua hingga lima kali lebih murah dari kimchi Korea, meski perlu dikirim via transportasi laut. Sebagai perbandingan, sebuah pengecer kimchi online menjual 10 kg kimchi Korea seharga 27 dollar (Rp 375.000) dan kimchi China seharga 15 dollar (Rp 208.000) dengan berat sama.
Dari sisi ekspor dan impor, 'pertarungan' kimchi Korea dan China juga tak kalah menarik. Sebuah majalah terbitan International Monetary Fund mengungkap sejak 2006, Korea telah mengimpor kimchi China senilai lebih dari 100 juta dollar.
Sementara nilai ekspor kimchi Korea ke China hampir nol. Hal ini disebabkan peraturan China yang melarang masuknya makanan ferementasi seperti kimchi dan yogurt.
Selain soal aturan, ternyata tidak ada perbedaan antara kimchi buatan China dengan Korea. "Kimchi buatan China yang dikirim ke Korea sebagian besar diproduksi dengan resep orang Korea di China. Karenanya, tak ada perbedaan rasa antara keduanya," jelas Kim.
Salah seorang penjual kimchi di pasar Gwangjang, Seoul mengatakan, "Kebanyakan keluarga Korea tidak makan kimchi buatan China di rumah. Saya tidak peduli dengan kimchi buatan China. Pelanggan utama saya adalah keluarga."
Penjual lainnya mengatakan tidak peduli dengan penurunan penjualan kimchi Korea yang diakuinya hanya sedikit. "Kualitas keduanya berbeda. Bahan pembuatan kimchi China perlu dipertanyakan. Hal inilah yang membedakan kualitas kimchi kami dengan mereka," ujarnya.
Keamanan kimchi buatan China memang perlu diwaspadai. Telah ditemukan telur parasit dan timbal dalam jumlah tinggi didalamnya.
Untuk melindungi kimchi buatan Korea, Kim mengatakan sedang menyusun sistem pelabelan sukarela bagi restoran. "Kimchi Association of Korea telah membuat logo yang dapat dipajang di restoran untuk menunjukkan kimchi yang digunakan 100 persen dari Korea."
Sistem ini juga ditujukan untuk mengingatkan konsumen. "Mereka diharapkan dapat membantu memperluas konsumsi kimchi buatan Korea yang 100 persen bahan-bahannya berasal dari sini," tambah Kim.
Di pasar internasional, kimchi sebenarnya telah mendunia. "Pemerintah dan organisasi Korea telah menggelontorkan banyak dana untuk mempromosikan kimchi. Salah satunya membuat kimchi tachos di Los Angeles," tutur McPherson.
Baginya semakin popularitas kimchi tumbuh, maka kontrol Korea terhadap hal ini semakin berkurang.
(adr/odi)