Pembangkit Listrik di Pabrik Ini Berasal dari Limbah Keju

Pembangkit Listrik di Pabrik Ini Berasal dari Limbah Keju

Tania Natalin Simanjuntak - detikFood
Rabu, 06 Jan 2016 06:23 WIB
Foto: Thinkstock/ The Telegraph
Jakarta - Makin santernya isu krisis pangan dan energi di dunia, banyak pihak makin kreatif untuk mencari energi alternatif. Salah satunya pabrik keju ini.

Pabrik keju Valbio yang terletak di Albertville, Savoie, Prancis menggunakan sumber energi unik untuk menjalankan pabriknya. Mereka berhasil memanfaatkan sisa whey atau dadih sebagai bahan pembuatan biogas!

Whey atau dadih sendiri diketahui sebagai cairan transparan yang biasanya mengeapung di atas yogurt. Cairan ini tak diperlukan dalam pembuatan keju Beaufort. Keju Beaufort adalah keju khas Prancis yang terbuat dari susu sapi. Dan biasanya, whey ini tak digunakan kemudian dibuang oleh pabrik-pabrik produk berbasis susu.



Keju Beaufort dibuat dari proses fermentasi. Setelah proses tersebut selesai, limbah whey tersebut akan dimasukkan ke dalam mesin yang dipanaskan hingga 90 derajat celcius yang akan menghasilkan listrik.

Mereka juga menambahkan bakteri ke dalamnya sehingga limbah tersebut menghasilkan methana yang bisa menjadi bahan bakar pemanas air dan penghasil listrik.

Inovasi ini pun tak dibuat hanya sebagai percobaan. Mereka menggarapnya dengan serius dan rencananya akan menghasilkan sebanyak 3.000.000 KWh listrik per tahunnya.



Karena menghasilkan banyak listrik, limbah keju ini bahkan bisa menyuplai listrik bagi 1.500 penduduk di daerah tersebut. Inovasi yang dibuat sejak bulan Oktober 2015 ini lantas disambut baik oleh penduduk setempat.

Pabrik ini juga tak akan menyia-nyiakan segala bentuk sisa pembuatan keju. Tak hanya whey yang diambil untuk pembangkit listrik, ada juga sisa krim dari pembuatan keju tersebut. Krim ini digunakan untuk membuat keju ricotta, mentega, dan bubuk protein untuk pembuatan suplemen makanan.

Setelah Prancis, beberapa negara berikutnya pun sudah mulai melirik cara ini. Negara seperti Australia, Italia, Brazil, dan Uruguay pun tertarik untuk melakukan hal serupa.




(tan/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads