Chase Bailey didiagnosa mengalami autisme saat berusia 2 tahun. Namun, kini ia telah menginspirasi banyak orang dengan 30 episode video masak yang dibuatnya. Kekurangan bukan menjadi halangan baginya.
Selama dua tahun terakhir, remaja 13 tahun ini sudah membuat mie ramen bersama Roy Choi, butternut squash soup dengan anak perempuan Sting dan Fuschia Sumner. Ia juga membuat ratusan cookie biru untuk tamu di acara Autism Speaks di Los Angeles.
Bailey tidak mau makan apapun selain pizza, ayam, kentang goreng, cookies dan keripik dengan saus keju. “Dia tidak makan makanan lain sampai berusia 8 tahun,” ujar Nick Shipp, Executive Chef The Upper West, Santa Monica, California. Restoran tersebut membantu Bailey memasak makan malam sekali dalam seminggu. Bagi Bailey, memasak dan makan adalah hal yang berbeda.

Setelah anaknya didiagnosa autisme, teman dan kerabat Mary Bailey mengatakan anaknya tidak akan punya pekerjaan, Bailey tidak belajar bersosialisasi, dan tidak pernah bisa mandiri. “Anda hanya mendengar hal yang membuat sedih,” ujar Mary.
Mary langsung membawa anaknya ke sekolah dan mengajaknya terapi. Di rumah, ia berjuang untuk memberi Bailey makan. Anaknya menemukan banyak makanan. Untuk menaikkan sistem sensoriknya, Mary Bailey menyajikan tampilan yang bagus, aroma yang sedap, dan rasa yang enak. Hampir semua ada di piringnya karena Bailey akan mengatakan “aku tidak suka tampilannya,” atau “aku tidak suka aromanya.”
Kemudian, Chase Bailey menonton acara masak dengan kakeknya. Ia tertarik menyaksikan orang-orang menikmati makanannya. Enam bulan kemudian, ia meminta untuk mencoba masak makanan yang ia lihat di acara masak Eat St dan Chopped.

Dua tahun kemudian, Bailey membuat ibunya percaya bahwa suatu hari, ia akan mempunyai acara masak sendiri. Bailey melihat ibunya seolah memberinya tantangan.
Bailey dan Mary merekam video pertama Chase ‘N Yur Face, menggunakan home camcorder di dapur milik teman Mary. Kemudian menggunggahnya ke YouTube. Video tersebut menarik perhatian grup autis dan membuat Mary dan Bailey menyadari bahwa video itu memiliki dampak yang baik. Mary Bailey mulai mencari cara untuk memproduksi video masak milik Chase Bailey. Ia menyewa kru film profesional untuk menghasilkan video yang bagus.
Chase Bailey menjadikan acara masak yang ia tonton sebagai inspirasi. Ia mencoba mengirim email untuk koki yang ia kagumi dan mengundangnya untuk membuat video masak bersama. Menurutnya jika orag lain bisa melakukan, ia juga bisa.
Salah satu tantangan bagi Mary adalah bagaimana memproduksi sebuah pertunjukan. Ia menghabiskan 20 tahun di dunia perusahaan untuk fokus mengurus anaknya. Chase Bailey mengatakan, tantangan terbesarnya adalah saat belajar bagaimana menggoreng ikan sambil berbicara di depan kamera.
Mimpi Chase Bailey suatu hari ia akan menyaksikan acaranya di televisi dan ia ingin membuka restoran. Ia juga berharap, pengalamannya dapat membantu anak-anak berkebutuha khusus.
“Jangan takut menjadi dirimu sendiri,” kata Chase Bailey.
(tan/odi)