Pohon Kakao Ternyata Sudah Ada Sejak 10 Juta Tahun Lalu

Pohon Kakao Ternyata Sudah Ada Sejak 10 Juta Tahun Lalu

Lucia Essy Heriana - detikFood
Jumat, 13 Nov 2015 05:57 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Usia pohon kakao diketahui lebih tua dari yang diduga oleh para ilmuwan. Penelitian baru-baru menunjukkan pohon kakao ada sekitar 10 juta tahun yang lalu.

Cokelat dihasilkan dari biji kakao. Theobroma cacao adalah salah satu rasa coklat yang paling populer di dunia. Permintaan yang kian meningkat di seluruh dunia memunculkan kekhawatiran industri.

Masalah utama yang dialami tanaman ini adalah kurangnya variasi genetik dalam budidaya yang membuat pohon kakao rentan terhadap hama dan hawar. Kurangnya variasi genetik juga membuat pohon kakao berisiko dengan perubahan iklim, membahayakan keberlanjutan jangka panjang dari industri.



"Di sini kita menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa sumber cokelat, Theobroma cacao, adalah spesies yang sangat tua untuk spesies tanaman Amazon. Pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan," ujar Dr James Richardson, seorang ahli botani tropis di Royal Botanic Garden Edinburgh, Inggris.

Seperti yang dilansir Science Daily (12/11), Richardson menemukan bahwa Theobroma cacao adalah salah satu spesies tertua di genus Theobroma , setelah berkembang sekitar 10 juta tahun yang lalu.

Spesies awal asal usul evolusi merupakan berita baik. Ini menunjukkan bahwa kakao mempunyai banyak waktu untuk diversifikasi genetik dengan masing-masing populasi liar yang beradaptasi dengan habitat lokal.

Populasi liar kakao di seluruh Amerika karena itu mungkin harta karun dari variasi genetik yang dapat dibudidayakan untuk membuat pohon kakao lebih tahan terhadap penyakit dan perubahan iklim dan bahkan membuat rasa coklat yang baru.



Menurut Richardson, setelah sepuluh juta tahun evolusi, Anda tidak perlu heran melihat sejumlah besar variasi dalam spesies kakao. Beberapa di antaranya mungkin akan menunjukkan rasa baru atau tahan terhadap penyakit. Varietas ini dapat berkontribusi terhadap peningkatan industri cokelat.

Para peneliti sudah berencana untuk kembali ke Amerika Selatan untuk melakukan sampel semua spesies yang berkaitan dengan kakao. Tujuannya untuk mengetahui karakteristik populasi asli mereka.



"Kami berharap untuk menyoroti pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan kakao dan menjaga sektor pertanian. Dengan memahami proses versifikasi cokelat dan kerabatnya dapat berkontribusi dalam perkembangan industri, " kata rekan penulis Dr Santiago Madriñán dari Universitas Andes di Bogotá, Kolombia.



(odi/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads