Laporan The Japan News (09/10) menyebut banyak restoran di Jepang menambahkan ramen pedas tanpa kuah dalam menunya. Setelah berkembang dari sekedar andalan lokal, maze-soba Taiwan diprediksi akan tersaji di negara lain dalam tahun ini.
Hidangan menggunakan mie tebal yang diberi topping daging cincang. Pendampingnya terdiri dari cabai, kunig telur, cincangan nira (kucai China), daun bawang dan bawang putih. Kemudian semuanya dicampurkan bersama dalam mangkuk sebelum disantap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, topping daging cincang pedas buatan Niiyama tidak cocok dengan sup yang disajikannya ketika itu. Seorang pekerja paruh waktu pun menyarankan Niiyama hanya menuangkan daging cincang ke atas mie. Rasanya ternyata sangat enak diluar dugaannya. Niiyama menghabiskan waktu dua bulan untuk menyempurnakan mie tanpa kuah yang disajikannya sekarang.
Karena kelezatan hidangan mie menyebar, Niiyama membuka beberapa cabang baru yang khusus mempromosikan menu andalan maze-soba Taiwan.
Pada bulan Desember, Menya Haruka yang berafiliasi dengan Menya Hanabi buka di Akihabara. Kini tempat tersebut memiliki antrean panjang saat makan siang.
Restoran dengan sajian ramen tanpa kuah buka satu persatu di Jepang. Setelah Nagoya, kemudian Tokyo dan wilayah lainnya di sana.
Walau maze-soba Taiwan menjadi hasil usaha keras Niiyama, namun pembuatnya ini merasa senang dengan penyebaran sajian di sekitar Jepang.
"Saya senang dengan tren jika ini menjadikan mie sebagai jenis baru ramen," ujar Niiyama.
Rencananya Niiyama akan membuka restoran di Seoul tahun ini dan China. Mie dinamakan maze-soba Nagoya di luar Jepang. Dengan harapan orang yang mencicipi ramen akan datang ke Nagoya untuk mencoba langsung versi aslinya.
Menurut Hantsu Endo, seorang jurnalis makanan, warga Tokyo suka makanan Nagoya yang bercitarasa manis kental.
"Daging cincang pedas manis mengeluarkan citarasa dari mie, dan itu mungkin alasan kepopulerannya. Maze-soba Taiwan bisa dikatakan ramen yang lebih maju. Saya yakin akan sangat populer di negara Asia lainnya," jelas pria yang juga menulis buku Zenkoku Gotochi Men Kiko. Sebuah catatan perjalanan tentang mie lokal di Jepang.
(msa/odi)