Jamur dibagi menjadi dua kategori yaitu jamur edible dan jamur non edible. Edible memiliki arti jamur yang biasa kita konsumsi, sedangkan non edible biasa dikenal dengan jamur herbal dan jamur beracun.
Beberapa jenis jamur beracun memiliki tampilan yang mirip dengan jamur yang biasa dimakan. Kemiripan ini sering menjadi sebab kesalahan mengidentifikasi sehingga jamur beracun disangka jamur pangan.
Amanita Whalloides, Amanita Verna, Amanita Muscaria, Trichaloma Pardium dan Trichaloma Virgatum merupakan beberapa jenis dari jamur yang beracun. Selain memiliki manfaat kesehatan, jamur jenis tertentu juga memiliki kandungan racun.
Untuk mengetahui jamur tersebut beracun atau tidak, Anda dapat mengenalinya dengan cara sebagai berikut:
1. Warna tubuh buah bervariasi. Mulai dari merah, kuning terang, putih, hitam legam hingga jingga.
2. Mengeluarkan aroma amonia.
3. Biasanya memiliki cincin atau cawan pada pangkal batangnya.
4. Tumbuh di tempat yang kotor
5. Jika dipotong dengan pisau stainless steal, akan terdapat noda hitam atau biru pada pisau.
6. Jika dimasak akan berubah warnanya dan teksturnya menjadi sangat lunak.

Daya racun jamur dapat berasal dari senyawa beracun yang dikandungnya atau racun dari lingkungannya. Toksisitas jamur biasanya bersifat genetik, melainkan berasal dari jamur sendiri.
Sifat beracun jamur tidak akan berubah walaupun ditanam di daerah manapun. Selain ciri-ciri yang sudah disebutkan, Anda juga dapat mengidentifikasi jamur beracun jika ada rasa pahit. Dari faktor lingkungan, bahan beracun seperti pestisida dapat menjadi jamur beracun.
Keracunan jamur beracun ini dapat menimbulkan efek dengan cepat pada gastrointestinal sehingga akan timbul rasa mual dan muntah hingga yang terparah adalah gangguan ginjal serta kematian.
Untuk memastikan bahwa jamur aman untuk dikonsumsi sebaiknya konsumsilah jamur yang sudah jelas keamanannya seperti jamur tiram, enoki, kancing hingga shiitake.
(msa/odi)