Kebutuhan daging sapi tahun ini di Indonesia mencapai 640.000 ton. Sementara konsumsi daging sapi masih sangat rendah, 2.56 kilogram per kapita per tahun. Dari segi nutrisi daging sapi mengandung protein lebih rendah dari tempe.
Harga daging sapi segar yang tinggi ini juga memerlukan proses pemasakan yang lama. Khususnya jika daging sapi akan dibuat rendang, kalio, gulai atau sup. Untuk membuat rendang, per 1 kilogram daging sapi dibutihkan 3 butir kelapa, dan minimal 250 gram bumbu. Proses memasaknya memakan waktu hingga 4-5 jam. Kalio dan gulai sekitar 2 jam, dan rawon sekitar 3 jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum lagi jeroan sapi yang akan memakan waktu lebih lama lagi. Sedangkan untuk daging sapi impor dengan harga jauh lebih tinggi memerlukan waktu lebih singkat. Karena umumnya dimasak dengan cara ditumis atau dibuat beefsteak.
Sementara untuk memasak daging ayam paling lama diperlukan waktu 1 jam. Bumbunya juga tak perlu sebanyak olahan daging sapi. Kecuali lebih cepat empuk, ayam juga lebih mudah dipadu padan dengan bahan dan bumbu mancanegara.
Sedangkan ikan dan seafood harganya jauh lebih murah. Untuk mengolahnya hanya perlu waktu kurang dari 30 menit. Karena daging ikan paling cepat matang. Justru jika terlalu lama dimasak akan keras atau liat teksturnya. Bumbunya juga lebih sederhana dan mudah diracik.
Jadi selain harganya mahal, daging sapi perlu proses pemasakan lama untuk menjadi empuk dan enak dimakan. Ini berarti perlu kebutuhan energi yang lebih banyak. Sementara kandungan nutrisinya setara dengan ayam dan ikan. Karenanya tanpa daging sapi, selain lebih hemat juga tak akan kekurangan nutrisi.
(adr/odi)

KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN