Dulunya 10 Makanan Mahal Ini Adalah Makanan Sepele dan Murah (2)

Dulunya 10 Makanan Mahal Ini Adalah Makanan Sepele dan Murah (2)

Maya Safira - detikFood
Sabtu, 01 Agu 2015 14:19 WIB
Dulunya 10 Makanan Mahal Ini Adalah Makanan Sepele dan Murah (2)
Foto: Getty Images
Jakarta - Tidak semua makanan mewah sejak dulu berharga mahal. Ada yang baru mengalami kenaikan karena tingginya permintaan global. Bahkan ada pula yang sempat dilarang penjualannya.
Β 
Makanan Jepang seperti sushi dan belut juga awalnya dianggap makanan biasa. Namun popularitas membuat banyak restoran menjualnya dengan harga mahal. Inilah beberapa makanan yang awalnya berharga murah

7. Buntut sapi

Foto: Getty Images
Awalnya buntut merupakan potongan murah yang dijual pedagang. Namun popularitasnya meningkat setelah sajian Karibia populer di Amerika Serikat.

8. Tiram

Foto: Getty Images
Tiram telah lama menjadi makanan populer, namun bukan hidangan kelas atas. Perairan Prancis sempat dipenuhi tiram akan tetapi penangkapan terlalu banyak atau efek badai membuat pasokan merosot. Ini merupakan penanda dimulai budidaya tiram yang menaikkan statusnya jadi makanan mewah.

9. Monkfish

Foto: Getty Images
Monkfish dikenal sebagai lobster orang miskin. Ikan berbentuk menyeramkan ini awalnya dilarang di pasar ikan Prancis. Namun semua berubah ketika chef menemukan ekor monkfish memiliki rasa serupa lobster.

10. Sushi

Foto: Getty Images
Makanan asal Jepang ini awalnya menjadi cara mengawetkan ikan dalam nasi fermentasi. Akan tetapi setelah Perang Dunia II, sushi datang ke Amerika sebagai sajian eksotis Asia. Ikan mentah pun jadi populer dan bermunculan banyak restoran sushi mahal.

11. Belut

Foto: Getty Images
Selain sushi, makanan yang dianggap berkelas adalah belut. Meski Jepang menganggapnya makanan tradisional, namun belut terutama anak belut atau elver dianggap sebagai delicacy.

12. Quinoa

Foto: Getty Images
Biji makanan dari Peru ini dianggap sebagai superfood. Karena popularitasnya sebagai makanan sehat, ada peningkatan besar quinoa di dunia. Permintaan global tersebut meningkatkan harga quinoa di negeri asalnya. Membuat masyarakat lokal semakin sulit membeli makanan yang dulunya jadi bagian pola makan mereka.
Halaman 2 dari 7
(adr/odi)

Hide Ads