Harga Minyak Zaitun Melonjak Akibat Serangan Bakteri dan Kekeringan di Spanyol dan Italia

Harga Minyak Zaitun Melonjak Akibat Serangan Bakteri dan Kekeringan di Spanyol dan Italia

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Jumat, 31 Jul 2015 13:27 WIB
Foto: Getty Images
Jakarta - Kekeringan yang melanda perkebunan zaitun di Spanyol dan serangan bakteri olive ebola di Italia membuat panen tahun ini sangat buruk. Sementara itu, permintaan konsumen akan minyak zaitun terus melonjak. Akibatnya harga minyak zaitun melonjak sebesar 10% di seluruh dunia.

Seperti diberitakan The Guardian (31/07/15), pemerintah Italia telah menyatakan “keadaan bencana” di provinsi Lecce dan Brindisi, lokasi kebun zaitun berada. Pohon-pohon yang usianya telah berabad-abad harus ditebang karena serangan bakteri xylella fastidiosa atau dijuluki olive ebola.

Sementara itu, kekeringan di Spanyol juga menyebabkan harga buah zaitun melonjak. Times (29/07/15) mengabarkan harga minyak zaitun extra virgin naik sebesar 5%. Analisis industri Oil World mengungkapkan angka ini merupakan kenaikan tertinggi sejak April 2006.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para analis menduga tingginya harga minyak zaitun akan bertahan selama beberapa bulan mendatang karena banyaknya permintaan konsumen. Ini ditandai dengan pembelian distributor dan pengecer minyak zaitun yang naik hingga 12%.

Selama ini, Spanyol dan Italia memasok 70% minyak zaitun di seluruh dunia. Dua produsen besar lainnya yaitu Yunani dan Tunisia memiliki pasokan yang baik. Akan tetapi jumlahnya belum cukup untuk mengimbangi produksi minyak zaitun dari Spanyol dan Italia.

Di Inggris, jurnal perdagangan Grocer melaporkan rata-rata harga eceran satu liter minyak zaitun extra virgin naik dari 6.32 pound sterling atau sekitar Rp 133 ribu pada bulan Desember menjadi 6.95 pound sterling atau sekitar Rp 146 ribu pada bulan ini.

“Untuk sementara waktu, persediaan minyak zaitun masih ada di rak-rak supermarket. Namun untuk ke depannya persediaan yang minim akan membuat kami menghadapi krisis. Saya tidak menyangka pemanasan global menyebabkan panen zaitun sangat buruk dalam 3 tahun terakhir,” ujar seorang pemasok minyak zaitun.

Beberapa waktu lalu Komisaris Kesehatan dan Keamanan Pangan Uni Eropa, Vytenis Andriukaitis mengunjungi Italia Selatan untuk memantau bakteri olive ebola yang menyebar disana. Ia menetapkan situasi darurat untuk keadaan ini.

“Setiap hari pohon zaitun sehat yang ditanam di Puglia terancam keselamatannya. Uni Eropa telah memperingatkan bahwa akan ada konsekuensi serius bagi pasokan minyak zaitun jika penyakit ini terus menyebar,” jelas Andriukaitis.

Pohon zaitun memiliki siklus tanam yang unik. Umumnya pohon-pohon akan menghasilkan panen yang bagus selama satu tahun kemudian pada tahun berikutnya panen akan sedikit berkurang karena pohon berada dalam masa istirahat.

Tahun lalu seharusnya menjadi musim panen yang bagus di Spanyol, namun cuaca panas dan kering membuat panen buruk. Tahun ini Spanyol kembali menghadapi cuaca panas sehingga muncul kekhawatiran akan kembali mengalami panen buruk.

“Mungkin panen zaitun akan lebih sedikit dan produksi minyaknya berkurang. Jika ada hujan di sepanjang September dan Oktober, kami akan mendapat sedikit lebih pasokan zaitun,” ujar Lourdes Negrillo, produsen zaitun di Spanyol Selatan.

Sementara itu, Vito Martielli selaku analis di Rabobank mengatakan kondisi cuaca yang baik sangat dibutuhkan Spanyol dalam beberapa bulan ke depan. “Kami berharap harga minyak zaitun akan stabil, khususnya minyak zaitun extra virgin yang mengalami kenaikan harga tinggi di Italia,” pungkasnya.

(adr/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads