Di Istanbul, Turki, ada banyak tempat makan dari gerai kecil hingga restoran mewah dengan sajian pizza, simit, hingga baklava. Namun, berbeda dengan The Down Cafe. Hidangan di sini disajikan oleh orang-orang istimewa!
Hidangan di kafe ini mengusung konsep citarasa rumahan, seperti masakan ibu. Yang istimewa, para pegawai di kafe ini, remaja pria dan wanita berkebutuhan khusus, penyandang Down Syndrome yang berusia 18-25 tahun. Tujuan utama melibatkan mereka untuk membangun rasa percaya diri dan mandiri.
Saruhan Singen, pendiri dari The Down Cafe menyatakan ia mendapat ide mendirikan kafe ini karena Sezil mengalami Down Syndrome.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sering dipandang sebelah mata, sebenarnya penyandang Down Syndrome juga punya kesempatan luas untuk berkarya.
"Mereka juga ingin bersama-sama dengan banyak orang, diterima di pergaulan masyarakat luas dan menyalurkan bakat mereka masing-masing. Seringkali hal ini terhambat dengan pemahaman banyak orang yang belum sejalan," jelas Singen.
Masyarakat Istambul juga memberikan dukungan berupa sponsor, donor, dan tamu yang datang ke restoran ini. The Down Cafe sendiri sudah masuk dalam program ‘Istanbul Foundation for Mentally Disordered People and Sisli municipality’, yang disponsori oleh ‘Alternative Life Association’.
Sejak berdiri tahun 2011, kafe ini tak langsung mendapatkan perhatian. Banyak orang yang ragu untuk menikmati hidangan karena pelayanannya. Tapi, lama kelamaan kafe ini jadi banyak pelanggan. Setiap orang yang datang banyak yang terkesan dengan cara kerja para pelayannya.
Untuk menunya, kafe ini punya para ibu yang menjadi sukarelawan yang memasak dan mencuci piring. Sisli Municipality yang memegang peran dalam pengaturannya.
Pada ramadan kali ini, The Down Cafe juga punya acara seperti buka puasa bersama. Bahkan, momen buka puasa ini juga dimanfaatkan sebagai cara untuk menyatukan masyarkat yang berbeda agama. Turki merupakan negara dengan banyak kepercayaan seperti Islam, Yahudi, dan Kristen.
Acara ini juga menjadi ajang pengumpulan donasi untuk biaya remaja yang mengalami Down Syndrome. Pengunjung bisa menikmati makanan berbuka, mendapat wawasan tentang ragam kepercayaan serta beramal.
(tan/odi)