Matcha dalam bahasa Jepang yang berarti teh bubuk. Matcha terbuat dari teh hijau yang dihancurkan keseluruhan daunnya hingga jadi bubuk. Karena semakin populer, maka semakin banyak pihak yang menjual matcha, seperti dari Tiongkok dan Korea. Walau berasal dari negara yang berbeda, namanya tetap matcha. Berupa bubuk berwarna hijau.
Menambahkan matcha pada campuran minuman atau kue akan menambahkan aroma dan rasa khas. Kini makin mudah ditemui di pasaran beragam jenis matcha. Sebelum membelinya, pastikan dahulu dari manakah asal bubuk matcha tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korea juga punya bubuk teh yang disebut malcha. Hampir sama seperti di China, malcha juga dikenal dalam waktu yang tidak selama matcha di Jepang. Kabarnya, teh di Korea juga menyertakan batang dan tulang daun pada tehnya, sedangkan di Jepang murni hanya daunnya saja.
Perbedaan matcha Jepang juga terletak pada proses penanaman teh. Teh yang dibuat untuk bubuk matcha akan dibiarkan tumbuh secara alami selama beberapa bulan. Sedangkan, teh yang berasal dari China dan Korea tidak selama di Jepang.
Buktinya, Jepang hanya menyumbangkan 7% teh hijau dari seluruh dunia, jauh perbandingannya dari China yang menyumbangkan 78%. Produksi yang besar ini juga berdasarkan waktu panen yang pendek dan harga yang lebih murah dari teh yang berasal dari Jepang.
Sebaliknya, teh dari Jepang kebanyakan ditanam di pegunungan tinggi dan membutuhkan waktu yang lama untuk panen. Hal ini juga yang membuat teh Jepang punya harganya sangat mahal.
Sampai sekarang, masih belum ada penjelasan ilmiah tentang kandungan antioksidan mana yang paling besar antara matcha China, Jepang atau Korea. Selain masalah antioksidan, masalah timbal pun sering jadi perbincangan. Masalahnya, risiko mengonsumsi timbal dari matcha lebih besar daripada mengonsumsi teh dalam keadaan kering biasa.
Hal ini karena dengan mengonsumsi matcha berarti kita mengonsumsi semua bagian daun, berbeda dengan daun teh kering yang akan terserap sarinya dan ampas daunnya akan dibuang. Daun teh juga dikenal dapat menyerap apa saja yang ada di tanah termasuk timbal, karenanya jaminan label 'organik' bukan jaminan.
Jika dilihat dari populasi penduduk, China yang paling tinggi risikonya menimbulkan timbal pada daun teh hijaunya. Hal ini sudah menjadi isu hangat di kalangan pencinta teh. Walau sama-sama menggunakan teh berkualitas, jika keadaan tanahnya tidak mendukung, teh yang dihasilkan pun akan mengandung timbal, merkuri, atau bahan metal yang akan berdampak buruk bagi tubuh.
Bagaimana dalam segi rasa? Menurut thedailytea.com, bubuk matcha yang berkualitas tinggi adalah bubuk matcha yang ada rasa manis dan beraroma daun. Hal ini karena adanya zat L-Theanine, yaitu zat asam amino yang hadir saat proses pertumbuhan. Bukti yang otentik pada matcha berkualitas dan proses penanaman yang lama juga dari jumlah zat L-Theanine yang banyak di dalamnya. Sebaliknya, matcha yang berkualitas rendah malah punya rasa pahit dan tidak pahit sama sekali.
Selain itu, perhatikan juga warna matcha. Warna teh hijau memang berwarna hijau, tapi jika sudah menjadi bubuk warnanya akan pudar dan kusam. Anda harus curiga dengan bubuk matcha yang punya warna cerah, bahkan hijau gelap. Karena hal ini berarti ada tambahan pewarna di dalamnya.
Jika ingin membuat kue atau minuman rasa matcha, Anda harus selektif dalam memilih produk bubuk matcha. Terkadang, kualitas bahannya pun terlihat dari harganya. Kini sudah banyak dijual matcha imitasi bukan dari daun teh hijau Jepang. Harganya lebih murah dengan aroma dan rasa mirip matcha asli.
(tan/odi)