Blackcurrant Asal New Zealand Terbukti Mampu Tingkatkan Kesehatan Mental

Blackcurrant Asal New Zealand Terbukti Mampu Tingkatkan Kesehatan Mental

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Senin, 29 Jun 2015 12:19 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Setelah hadirnya buah superfood seperti achacha dan chocolate nibs, kini blackcurrant asal New Zealand jadi primadona baru. Sebuah penelitian mengungkapkan buah hitam tersebut bahkan berkhasiat meningkatkan kesehatan mental.

Menurut para peneliti di Institute for Plant and Food Research, temuan ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mengatasi masalah penurunan mental yang berhubungan dengan penuaan atau membantu penderita gangguan ​fungsi ​otak seperti penyakit Parkinson dan depresi.

Para peneliti disana bekerja sama dengan peneliti asal Universitas Northumbria Inggris menemukan senyawa dalam blackcurrant New Zealand dapat meningkatkan kesehatan dan kinerja mental. Hal ini termasuk akurasi, perhatian, dan mood.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian ini juga menemukan sari buah blackcurrant New Zealand dari kultivar khusus bernama Blackadder dapat mengurangi aktivitas enzim oksidase monoamine yang mengatur konsentrasi serotonin dan dopamin di otak. Kedua neurotransmitter tersebut berperan dalam pembentukan mood dan kognisi seseorang.

“Tujuan pertama penelitian ini adalah melihat efek konsumsi berry pada kinerja kognitif orang dewasa muda yang sehat,” ujar pemimpin penelitian, Dr Arjan Scheepens.

Ia menambahkan, “Penelitian kami sebelumnya menemukan bahwa senyawa dalam buah berry tertentu dapat menghambat kinerja enzim oksidase monoamine, sama seperti obat-obatan yang biasa digunakan dalam pengobatan gangguan mood dan penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson.”

Sementara itu, Professor Roger Hurst dari Science Group Leader Food & Wellness at Plant & Food Research mengatakan salah satu tren kunci dalam industri makanan adalah mengembangkan bahan makanan yang memiliki manfaat kesehatan.

“Memahami apa dan bagaimana sebuah makanan dapat mempengaruhi kinerja mental dapat mengarahkan (peneliti) pada pengembangan makanan baru yang dirancang untuk populasi atau situasi tertentu. Misalnya untuk para orang tua yang mengalami stress, cemas, atau gangguan mood lainnya,” ujar Hurst.

Penelitian ini melibatkan 36 orang dewasa berusia antara 18-35 tahun sebagai partisipan. Sebelum diberi serangkaian tes untuk menilai kinerja mental, mereka diminta meminum 3 jenis minuman dalam waktu yang berbeda.

Pertama adalah minuman perasa blackcurrant. Kedua adalah esktrak blackcurrant New Zealand yang diperkaya antosianin, dan ketiga adalah sari buah Blackadder. Para peneliti kemudian mengamati, setelah mengonsumsi minuman kedua dan ketiga, perhatian dan mood partisipan meningkat dan kelelahan mental mereka berkurang.

Selain itu, tes darah menunjukkan aktivitas enzim oksidase monoamine sangat menurun setelah partisipan meminum Blackadder. Hal ini membuktikan senyawa dalam Blackadder dapat memelihara kesehatan otak dan mengelola gejala penyakit neurodegeneratif.

(adr/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads