Susu Diperah dengan Tangan hingga Mesin Canggih

​Ragam Susu Segar​

Susu Diperah dengan Tangan hingga Mesin Canggih

Lusiana Mustinda - detikFood
Kamis, 21 Mei 2015 12:14 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Susu menjadi salah satu minuman sehat yang tinggi akan protein dan juga kalsium. Sudah sejak lama Indonesia memproduksi susu sapi segar, hanya saja tekniknya berbeda-beda. Mulai dari diperah secara tradisional hingga dengan mesin ​pemerah ​canggih.

Sapi perah ternak telah menjadi bagian dari pertanian sejak ribuan tahun yang lalu. Susu sapi ​kaya akan​ kalsium, protein, vitamin dan juga beberapa mineral lainnya yang baik untuk menunjang pertumbuhan tulang dan juga gigi.

Peternakan susu berkembang di​ ​sekitar desa atau pinggir kota, dimana tumbuh bahan pakan sapi dan ruang untuk menggembalakan sapi. Petani bisa memelihara sapi dalam skala kecil untuk diperah susunya sebagai konsumsi sendiri.

Perkembangan susu sapi perah di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1960-an, pemerahan sapi dilakukan oleh para peternak yang pemerahannya dilakukan dengan cara tradisional.​ Pemerahan susu sapi tradisional dilakukan dengan cara menarik bagian puting susu sapi dan menaruhnya dalam ember dan nantinya baru direbus (pasteurisasi).

Pada tahun 1977, pemerintah Indonesia mulai menjalin kerjasama dengan beberapa negara asing. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk merangsang peternakan agar lebih meningkatkan produksi susu sapi perahnya.

Untuk pengolahan susu modern, banyak perusahaan asing dan lokal yang bergabung untuk membentuk pabrik yang besar. Tentunya dengan mengedepankan manajemen keamanan seperti proses penerimaan, produksi, pengendalian mutu hingga penyimpanan barang jadi.

Pemerahan susu sapi modern dilakukan dengan menggunakan alat seperti selang ​yang​ ditaruh pada ​puting ​susu sapi dan langsung menyedot susu​,​ ditampung dan disterilisasi.

Hingga kini, sterilisasi susu sapi dilakukan dengan cara Ultra higt temperature (UHT), metode ini merupakan pemanasan yang biasa dilakukan pada susu untuk menjaga kesegaran dan kandungan gizinya.

Susu dengan teknik UHT dipanaskan dengan suhu tinggi yaitu 135-140 derajat celcius dalam waktu singkat sekitar 2-5 detik. Pemanasan ini berguna untuk mematikan seluruh mikroorganisme dan spora.

Selain itu, pemanasan singkat ini dilakukan agar kerusakan nilai gizi yang terjadi tidak besar dan dapat mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah. Rasa yang ditawarkan juga beragam, mulai susu sapi segar hingga penambahan perasa yang enak seperti cokelat, strawberry dan vanilla.

Selain memproduksi susu, beberapa perusahaan juga mengembangakan susu dalam olahan produk berbeda yaitu yogurt, butter hingga krim.

(Lusiana Mustinda/Odilia Winneke)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads