Final Women's Day Cooking Competition with BNI Syariah diikuti oleh sepuluh orang. Tugas mereka adalah membuat menu yang berbahan dasar sayuran dan telur. Kompetisi ini berhasil dimenangkan oleh Cindria Sie.
“Scotch Egg biasanya dibalut dengan kentang. Saya mengubahnya dengan menambahkan sayuran dan potongan daging asap. Scotch Egg adalah makanan pertama yang terlintas di benak saya ketika menentukan menu apa yang akan dimasak dalam lomba ini,” kata perempuan yang hobi memasak ini.
Jika peserta lain memilih teman, kakak, atau adik untuk menemani mereka, Cindria lebih memilih ditemani oleh sang oma tercinta. “Saya juga bingung awalnya, baru tadi malam saya diminta untuk menemani,” kata sang oma yang sudah berusia 75 tahun namun tetap enerjik ini.
Semua tahap pembuatan dilakukan sendiri bersama sang oma. Untuk hal-hal kecil seperti memotong dan menguapas telur serta membuat hiasan dilakukan sang oma. Karena proses memasak cukup rumit maka dilakukan dengan perhitungan cermat. Sambil membentuk adonan iapun sudah memanaskan minyak.
Ia bahkan sempat pesimis ketika mendengar bukan namanya yang disebut sebagai juara 2 dan 3. “Kalau kalah tidak apa-apa sebenarnya. Tapi saya sudah sempat merasa tak akan menang karena peserta lain makannannya juga lebih enak dan menarik,” jelas Cindria.
Cindria juga membocorkan berapa banyak uang yang harus ia keluarkan untuk membuat seporsi Reconstructed Scotch Egg buatannya. “Untuk membuat seporsi atau tiga potongnya, saya mengeluarkan biaya sekitar Rp 140.000. Hal ini karena tepung roti, telur, dan kentang saya beli dalam jumlah yang sudah ditakar. Jika mau dihitung benar-benar, tak sampai segitu,” jelas Cindria yang telah berlatih dan berjuang untuk menyempurnakan menunya selama 3 minggu.
Lain lagi dengan Ufara Zuasti. Walaupun tidak memenangi Women's Day Cooking Competition with BNI Syariah, perempuan yang berprofesi sebagai dokter ini tidak kecewa. Wajahnya tetap tersenyum bangga. “Tidak apa-apa, saya tetap senang mengikuti lomba ini. Saya tetap semangat untuk mencoba kompetisi masak lainnya, kok.” katanya saat ditemui DetikFood.
Ia mengaku pengalamannya belajar di luar negeri sedikit banyak membuatnya selalu kreatif menciptakan makanan baru. “Saya biasa begini karena pernah belajar di Inggris beberapa waktu lalu. Disana, saya harus melakukan semuanya sendiri, termasuk memasak. Karena itu, menu saya hasil kombinasi dan kreasi dari berbagai makanan,” kata perempuan yang memilih menu Spinach Eggs in a Cup ini.
Tak beda dengan waktu di luar negeri, tuntutan profesinya sekarang juga tak mengubah kebiasaannya. “Saya hanya bisa mencoba-coba membuat menu baru saat akhir pekan. Disini saya belajar untuk mengelola waktu dan membuat menu yang sederhana namun tetap sehat dan enak,” kata perempuan yang ditemani oleh temannya, Aditha.
Untuk membuat sebuah porsi Spinach Eggs in a Cup, ia menghabiskan Rp 230.000. Sama dengan Cindria, hal ini karena semua ia belanjakan dalam bentuk yang sudah ditakar. Spinach Eggs in a Cup buatannya ini menggunakan keju feta dan krim. Menurutnya, keju dan krim tersebut bisa dipakai untuk beberapa porsi hingga habis.
Dalam persiapannya, Ufara juga menghitung waktu membuatnya. Jika dibuat dalam waktu biasa, menu ini bisa dibuat dalam waktu 1,5 jam. Ia pun mengatur sedemikian rupa agar hanya menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam. “Tapi, jika di rumah, terkadang saya dan suami biasa memakai bahan yang ada saja,” tutup perempuan berkerudung ini.
(Tania Natalin Simanjuntak/Odilia Winneke)