Roti lapis ini terkenal sebagai hidangan sarapan. Namun, sandwich punya makna sendiri buat Allan Law. Ketika banyak pensiunan memilih untuk menikmati masa tuanya, sandwich mengubah hidupnya dan ribuan orang lain di Minneapolis.
Allan Law telah berusia 70 tahun dan telah 15 tahun berprofesi sebagai 'Sandwich Man'. Dulunya ia seorang pensiunan guru. Tahun lalu, ia telah membagikan sebanyak 520.000 buah sandwich pada tunawisma. Berarti jumlahnya sudah lebih dari 1.000.000 buah sejak ia memulai kegiatannya ini, yaitu pada tahun 1999!
Selain sibuk menyebarkan sandwich, ia juga mengelola sendiri organisasinya yang bernama 'Minneapolis Recreation Development Inc'. Di organisasi inilah, sukarelawan, donasi, dan tentunya sandwich akan terkumpul. Dengan mobil minivannya, tumpukan sandwich akan ia antar mulai pukul 9 malam, menyusuri jalan-jalan di Minneapolis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terus-menerus membagikan makanan bukan berarti Allan hanya melakukan hal itu saja. Tujuan sebenarnya, ia ingin mengubah cara pandang para tunawisma dalam menjalani hidup. “Komitmen saya tidak untuk memberi makan, tapi mengubah kehidupan mereka.” katanya.
Berkat sepotong sandwich yang ia perjuangkan, ia bisa mengambil hati banyak tunawisma yang tadinya seakan tak punya harapan untuk hidup.
“Pertama, saya akan memberinya sandwich, kemudian saya akan mengajaknya ngobrol, bertanya apa lagi yang mereka butuhkan, dan bagaimana supaya mereka bisa memperbaiki hidup mereka.”
Menjadi dermawan, membagi-bagikan makanan, dan mengumpulkan banyak orang untuk menggalang dana bukan berarti hidup Allan Law tidak ada masalah. Ia sendiri adalah seorang yang mempunyai riwayat penyakit arthritis dan kanker, namun sudah dinyatakan sembuh.
Tahun lalu, ia harus menjalani perawatan untuk penyakitnya dan menjalani operasi prostat. Namun, ia tetap menjalankan kewajibannya setiap malam untuk mengantar sandwich kepada para tunawisma. Ia menyelinap keluar rumah sakit dan pergi mengambil sandwich lalu membagikannya dengan masih memakai pakaian rumah sakit.
Karena perjuangannya ini pula, kerja kerasnya dibuatkan film dokumenter oleh The Starfish Throwers. Sang pembuat film, Jesse Roesler, mengaku sangat tertarik pada ide Allan.
“Kami mulai untuk mengikutinya dan melihat apa yang ia kerjakan setiap hari. Hal ini menginspirasi saya mencari hal serupa dari seluruh dunia,” kata Jesse. Ia dan para kru film ini pun ikut ambil bagian dalam organisasi ini, mereka membuat setidaknya sebanyak 300 buah sandwich setiap harinya!
(tan/odi)