Sisig, Warisan Kuliner Filipina yang Unik Hadir di WSF Jamboree

Laporan dari Singapura

Sisig, Warisan Kuliner Filipina yang Unik Hadir di WSF Jamboree

- detikFood
Minggu, 12 Apr 2015 08:28 WIB
Foto: Makansutra, Singapore
Jakarta - Salah satu kuliner unik yang memikat perhatian pengunjung WSF Jamboree adalah sisig. Sajian pembuka khas Filipina yang rasanya segar, gurih dan asam. Disajikan cantik dalam kulit pangsit goreng.

Sisig atau kapampangan artinya sajian pembuka yang asam segar. Bisa dinikmati juga sebagai camilan. Hidangan ini awalnya dibuat dari kuping babi yang direbus kemudian dipanggang, dicampur dengan bumbu cuka yang asam segar.

Meskipun sudah dikenal sejak tahun 1970, namun sisig baru populer pada tahun 1980 saat Tayag bersaudara membuka Trellis Restaurant di Quezon City. Sejak itu menu sisig dikenal banyak orang termasuk versi seafoodnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasangan Claude and Mary Ann Tayag yang sukses mengelola Bale Dutung, restoran yang terletak di Pampanga, Filipina ikut hadir di WSF Jamboree. Restoran Bale Dutung ternama karena sajian lezatnya ini menjadi populer di kalangan wisatawan yang singgah ke Filipina.

‘Awalnya sisig merupakan makanan yang diracik untuk ibu hamil. Irisan kuping babi yang direbus kemudian dipanggang dengan bumbu rempah dan cuka menjadi penambah stamina,’ demikian tutur chef Claude saat mendemonstrasikan pembuatan sisig.

Konon menurut sejarah sisig awalnya diolah karena penduduk hanya mampu membeli kepala babi yang murah. Kepala babi ini kemudian direbus, diambil telinga dan bagian lainnya, dibumbui, dipanggang dan disajikan sebagai camilan.

Kini banyak orang Filipina membuat sisig dari seafood atau daging dan jeroan ayam dan disajikan dengan cara lebih sehat. Seperti di stand Filipina sisig disajikan dalam potongan kulit pangsit goreng sehingga mudah dinikmati. Juga tampilannya lebih menarik.




(odi/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads