Seperti fashion, kini makanan selalu bergulir sepanjang waktu. Tak bisa ditebak, sejumlah tren bahkan lahir dari pengulangan masa lampau. Menjadi tren atau tidaknya suatu makanan memang bergantung pada seberapa banyak yang menggandrunginya.
Tak ada yang tak tahu seorang konsumen benar-benar menyukai atau hanya sekadar mengikuti apa yang menjadi kesukaan banyak orang. Hal ini ternyata menjadi salah satu pengaruh yang sangat besar untuk menentukan apakah produk tersebut akan menjadi tren atau tidak.
Fia (23) seorang mahasiswi, mengaku dirinya tahu makanan yang sedang tren saat ini dari teman-teman dan sosial media. Makanan yang serba green tea dan nutella atau minuman seperti cold press juice dan cold brew coffee menjadi daya tarik tersendiri dari setiap gerai makanan dan minuman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Setelah coba, ternyata rasanya nggak enak. Tapi itu menurut saya ya,” sambungnya. Ia pun mengaku tidak mau makan kue cubit green tea atau rasa lainnya jika disuguhi lagi. “Kalau mau, kue cubitnya yang tradisional saja, gak usah dimacem-macemin” tutupnya.
Lain dengan Tina, ia rela membeli kue tersebut walau jauh dari rumahnya. “Saya mau coba karena teman-teman sudah pada coba. Rasanya enak kok. Cuma memang manis banget aja.” akunya. Ia juga berkata hal ini ia lakukan atas dasar penasaran melihat orang lain mencicipinya.
Lain lagi dengan cold brew coffee. Kopi yang membutuhkan waktu 24 jam untuk membuatnya ini kabarnya juga tak kalah terkenal dengan kue cubit. Tak jarang juga, banyak yang memamerkan minuman ini di sosial media. Salah seorang barista sekaligus peminum kopi yang bernama Janis (21), berkata dirinya jarang sekali mendapat pesanan cold brew coffee di gerai kopi tempatnya bekerja.
“Kopi cold brew itu single origin dan jarang anak muda yang mau pesan. Kalaupun ada yang pesan, orang itu pasti pencinta kopi dan sudah bukan anak muda lagi,” jelasnya. Hampir sama dengan Janis, Fia juga mengaku tidak tertarik dengan cold brew. “Teman-teman memang banyak yang coba, tapi setelah itu balik lagi ke cappuccino atau cafe latte” tutur Fia.
Tina yang sedang menjalani semester akhir di kuliahnya juga menuturkan hal yang sama. “Makanan yang sedang tren itu enaknya dimakan kalau sama teman-teman. Kalau dinikmati sendirian rasanya ada yang kurang. Apalagi, ketika makanan itu sudah tidak menjadi tren lagi, saya dan teman-teman sudah malas duluan. Kalau dulu, kayak rainbow cake atau red velvet cake gitu, waktu baru keluar saya juga penasaran, tapi sekarang malah tidak ingin makan lagi.” ucapnya panjang lebar.
Kegemaran akan suatu makanan rupanya tak berlangsung lama. Ini mungkin seiring dengan gaya hidup kaum muda hispter. Yang selalu ingin tampak beda, unik dan dikenal dengan ciri khas sendiri.
(tan/odi)

KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN