Mangalitsa, Babi Berbulu Lebat Mirip Domba dari Hungaria

Mangalitsa, Babi Berbulu Lebat Mirip Domba dari Hungaria

- detikFood
Jumat, 20 Feb 2015 07:14 WIB
Foto: amusingplanet
Jakarta - Di sosial media sempat ramai dibicarakan mengenai babi berbulu tebal mirip domba. Sampai muncul isu bahwa babi berasal dari persilangan dengan domba. Sebenarnya bagaimana asal usul dan olahan babi Mangalitsa ini?
 
Mangalica atau disebut juga Mangalitsa merupakan jenis babi asal Hungaria yang dibiakkan dari babi lokal. Babi ini dikembangbiakkan untuk diambil lard (lemak babi) pada tahun 1830 di Kekaisaran Austro - Hungaria milik Archduke Joseph Anton Johann. Awalnya Archduke Joseph menerima beberapa babi Sumadija dari pangeran Serbia, kemudian menyilangkannya dengan babi Hungaria (Bakonyi dan Szalontai).
 
Hasilnya, babi Mangalitsa mempunyai bulu keriting tebal mirip domba. Ukuran badannya pun lebih besar, penuh lemak dan bulat dibanding babi pada umumnya. Rasanya yang enak membuat Mangalitsa menjadi populer di akhir abad 19 dan sempat menjadi jenis utama di Eropa.
 
Ada tiga jenis Mangalitsa yaitu Blonde, Swallow-bellied dan Red. Jenis blonde mempunyai warna pirang. Swallow-bellied persilangan Blonde Mangalitsa dan Black Mangalitsa (sudah punah) yang memiliki perut dan kaki berwarna pirang dengan tubuh warna hitam. Ada juga persilangan Blonde Mangalitsa dengan babi Szalonta yang berwarna kemerahan. Jenis lainnya seperti black, wolf dan baris sudah mengalami kepunahan.
 
Mangalitsa termasuk kategori babi dengan kandungan lemak tinggi (65% - 70% dari berat tubuh). Hanya sedikit bagian daging lean (rendah lemak) yang ditemukan pada Mangalitsa. Daging segarnya disebut-sebut bercitarasa gurih kuat dan juicy.
 
Karena penurunan permintaan akan lard, popularitas jenis babi ini pun menurun. Kini Mangalitsa dianggap sebagai babi langka dan berharga mahal. Di Inggris sendiri harganya sekitar 1.000 Pound (Rp 19,8 juta), 5 kali lipat harga babi biasa.
 
Adapun produk utama hasil babi Mangalitsa adalah sosis yang biasa dilapisi usus babi. Cincangan dagingnya diberi bumbu seperti garam, lada, paprika dan rempah lainnya. Biasanya irisan sosis dimakan dengan acar sayuran. Produksi lainnya berupa smoked ham dan bacon.
 
Olahan braised Mangalitsa disajikan bersama sauerkraut, kentang dan paprika. Ada pula yang membuat suckling pig atau babi panggang dari Mangalitsa karena daging berkualitas baik.
 
Di Amerika dapat ditemukan sekitar 500 Mangalitsa. Sebab chef di sana mau membayar harga daging Mangalitsa 40 persen lebih tinggi dibanding babi Berkshire, jenis elit lainnya. Menurut salah seorang chef Amerika, daging Mangalitsa mempunyai marble, sebaran lemak yang merata. Lemaknya meleleh di mulut dengan tekstur lebih lembut dan creamy, mirip daging Wagyu.
 
Namun tak mudah mendapat marble tersebut. Mangalitsa perlu berukuran 140 kg agar marbling maksimal dan dagingnya berkualitas sangat baik. Jika dipotong saat beratnya 80 kg seperti umumnya babi, maka dagingnya tak ada marble. Sehingga waktu pengembangbiakan Mangalitsa lebih lama.
 
Selain Mangalitsa, ada juga jenis babi lain yang berbulu tebal mirip Mangalitsa. Namanya Lincolnshire Curly Coat asal Inggris. Namun jenis babi tertua di Inggris itu sudah punah sejak tahun 1972.

(msa/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads