Inilah Perbedaan Saus dan Gravy untuk Pelengkap Sajian Daging dan Ayam

Jakarta - Untuk pelengkap ​beefsteak atau ayam panggang pada sajian Natal atau Tahun Baru tentu diperlukan saus dan gravy. Meski banyak yang menganggapnya sama, sebenarnya kedua istilah ini berbeda. Terkadang penyebutan saus dan gravy jadi tertukar.

Sauce merupakan bahasa Perancis yang diambil dari bahasa Latin salsa (digarami). Dalam istilah masak, saus dipakai sewaktu memasak atau dihidangkan bersama makanan lainnya. Pelengkap sajian ini bisa bertekstur cair, kental, atau lunak.

Pembuatan saus seringkali terdiri dari kombinasi beragam bahan. Contohnya seni memasak Prancis mengenal lima jenis saus dasar yang disebut "mother sauces". Terdiri dari Bechamel (saus putih berbahan susu), Veloute (saus berbasis kaldu ringan), Espagnole (saus kaldu cokelat), Hollandaise (emulsi kuning telur, mentega dan lemon), dan Tomate (saus berbasis tomat).

Dari kelima saus dasar tersebut beragam jenis saus lainnya dapat dibuat. Selain itu ada pula saus khusus yang diberi nama sesuai bahan utamanya. Contohnya saus dari kacang atau buah-buahan.

Saus dapat dipakai untuk hidangan gurih atau dessert manis. Penyajiannya bisa dingin ataupun hangat, tergantung jenis dan kebutuhan.

Gravy sendiri termasuk dalam jenis saus. Gravy terbuat dari lemak beserta jus daging yang keluar selama proses memasak. Jus daging seringkali berupa cairan yang tertinggal setelah memanggang potongan daging sapi atau ayam.

Jus daging dikombinasikan dengan kaldu atau susu untuk membuat gravy. Kemudian cornstarch ditambahkan ke dalamnya agar gravy bertekstur kental.

Ada banyak jenis dan rasa dari gravy. Selain daging, gravy dapat dibuat dari panggangan atau rebusan campuran sayur, jamur atau bawang bombay.

Layaknya saus, penggunaan gravy dapat memperkuat rasa hidangan. Gravy biasa disajikan panas sebagai pelengkap daging panggang, meatloaf, biscuit, sayuran rebus dan mashed potato.

(msa/odi)