Sapi grass-fed dan sapi grain-fed memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Apa saja perbedaannya? Chef Afit dalam cooking class 'The Steak Academy' yang diadakan Detikfood (13/12) memerinci perbedaannya.
1. Pakan
Foto: Getty Images
|
Bedanya, setelah melewati periode tersebut, sapi grass-fed tetap mengonsumsi rumput. Sementara itu, sapi grain-fed diberi pakan biji-bijian seperti gandum, jagung, barley, oat, atau kedelai di feedlot (lapangan yang dibatasi pagar besi).
Sistem pencernaan sapi sebenarnya didesain untuk mengonsumsi rumput. Pemberian biji-bijian bisa mengganggu sistem pencernaannya. Karena itu, sapi grain-fed sesekali diberi antibiotik.
2. Secara ekonomi
Foto: Getty Images
|
Area yang diperlukan untuk beternak sapi grass-fed pun lebih luas daripada sapi grain-fed, sehingga sapi grain-fed lebih cocok untuk produksi massal. Secara ekonomi, sapi grain-fed lebih menguntungkan.
Selain itu, pada musim dingin, rumput sulit tumbuh. Jadi, sapi grass-fed tak tersedia sepanjang tahun seperti sapi grain-fed.
Daging sapi grain-fed-pun bisa dijual lebih murah daripada daging sapi grass-fed karena pemeliharaannya tak memerlukan terlalu banyak biaya dan waktu.
3. Rasa dan tekstur
Foto: Getty Images
|
Menurut Chef Afit dari Holycow! Steakhouse, pakan rumput menyebabkan aroma daging sapi grass-fed lebih tajam. Selain itu, karena sapi dibiarkan di padang rumput dan bebas memakan apa saja, rasa dagingnya jadi kurang konsisten.
"Orang Indonesia umumnya lebih menyukai daging sapi grain-fed," kata Chef Afit. Kandungan lemaknya yang lebih banyak daripada daging sapi grass-fed membuat rasanya lebih enak.
Teksturnya juga lebih empuk karena diternakkan di ruang terbatas. Jadi, daging sapi grain-fed bisa disajikan sebagai steak atau dimasak menjadi hidangan lain.
4. Kandungan
Foto: Getty Images
|
5. Lingkungan dan kesejahteraan hewan
Foto: Getty Images
|
6. Kesimpulan
Foto: Getty Images
|
Halaman 2 dari 7