Masalah Keamanan Pangan Kian Serius, Pertanian Hongkong Justru Hidup Kembali

Masalah Keamanan Pangan Kian Serius, Pertanian Hongkong Justru Hidup Kembali

- detikFood
Senin, 15 Sep 2014 18:03 WIB
Foto: AFP / The Telegraph
Jakarta - Dahulu petani Hongkong masih menanam padi di sawah. Namun, tradisi tersebut memudar seiring bertambahnya gedung-gedung megah. Kini petani mulai menanam padi lagi di Long Valley, sebelah utara New Territories.

Sayuran organik juga makin banyak ditanam karena besarnya permintaan pasar yang makin besar. Kan Wai Hong, mantan supervisor sebuah supermarket, sekarang bekerja memanen padi. Menurutnya di masa lalu petani Hong Kong banyak menanam beras. Wai Hong berharap saat ini ia dapat mengajar orang-orang bertani dan menghidupkan pertanian kembali.

Sawah alami mulai dibuat di Long Valley tujuh tahun lalu, setelah 40 tahun absen. Dimulai sebagai bagian dari proyek konservasi lahan basah, lima petani kini memroduksi tiga ton beras per tahun di dekat perbatasan Tiongkok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah produksinya memang sangat kecil dibanding 833 ton beras yang masuk tiap hari ke Hong Kong. Harganya pun beberapa kali lebih mahal dibanding impor beras dari Tiongkok.

Akan tetapi permintaan produk alami mengalami peningkatan setelah terjadi skandal makanan di perbatasan Hong Kong. Mulai dari penggunaan daging busuk dalam makanan cepat saji, minyak daur ulang sampai tingginya pestisida membuat masyarakat Hongkong berpikir ulang untuk membeli produk impor.

"Ketika keamanan pangan di Tiongkok atau tempat-tempat lain tidak begitu baik, maka orang Hong Kong akan memilih makanan yang lebih aman. Tren masyarakat telah berubah, masyarakat menjadi lebih makmur dan mereka semakin peduli keamanan pangan. Jadi lebih banyak orang membeli produk organik meski mahal," tutur Wai Hong seperti dilansir dari AFP (14/09/2014).

Wilayah bekas jajahan Inggris ini memang hampir mengimpor semua produk makanannya. Hanya sekitar dua persen sayuran yang diproduksi secara lokal. Namun pertanian sayuran organik telah meningkat pesat saat ini. Sebanyak 130 diantara ratusan pertanian sayuran di Hong Kong sudah mendapat sertifikat bahwa produk sepenuhnya organik.

Sayuran organik kini mencapai 12 persen dari 45 ton sayuran yang diproduksi Hongkong tiap hari. Meski harganya lebih mahal dibanding sayuran impor yang diproduksi massal, tapi masyarakat Hong Kong bisa menerimanya. Sebab banyak dari mereka takut dengan kualitas sayuran impor asal Tiongkok.

Menurut Jenny Ho, salah seorang penduduk Hongkong, ia lebih memilih organik karena sayuran lainnya banyak memakai pestisida. Selain itu sayuran yang ditanam di Hongkong tidak perlu melalui perjalanan panjang sehingga produknya lebih segar dan enak.

(lus/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads