Tepung Jangkrik yang Tinggi Protein Enak Diolah Jadi Cookies dan Cake

Serangga Makanan Bernutrisi

Tepung Jangkrik yang Tinggi Protein Enak Diolah Jadi Cookies dan Cake

- detikFood
Kamis, 04 Sep 2014 14:02 WIB
Foto: Thailand Unique
Jakarta -

Tak semua orang berani memakan jangkrik, belalang, atau cacing dalam bentuk utuh. Namun, jika sudah dibuat tepung, tak banyak orang sadar saat memakannya. Selain itu tepung serangga lebih praktis diolah menjadi berbagai hidangan.

Tahun lalu, tim mahasiswa MBA dari McGill University Kanada memenangkan $1 juta (Rp 11,8 miliar) dari kompetisi Hult Prize. Mereka berhasil menciptakan 'power flour', yakni tepung lokal (gandum, jagung, singkong, dll) yang dicampur tepung serangga lokal.

Tepung yang diperkaya protein dan zat besi ini bisa membantu malnutrisi yang dialami penduduk miskin di berbagai belahan dunia. Sebab, jangkrik misalnya, mengandung protein lebih tinggi dibanding sapi dengan berat sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Amerika Serikat, sudah ada setidaknya tiga merek yang menawarkan camilan dengan campuran tepung jangkrik. Bitty Foods menjual tepung kue dan cookies bebas gluten, sedangkan Exo menghadirkan rangkaian protein bar rasa kakao serta selai kacang dan selai anggur. Sementara itu, Six Foods membuat keripik panggang.

Megan Miller, pendiri Bitty Foods, menceritakan proses pembuatan tepung jangkrik kepada Epicurious (04/02/2014). Jangkriknya diperoleh dari peternakan khusus untuk konsumsi manusia. Serangga ini diberi makan pakan bersertifikat organik dan non rekayasa genetik.

"Kami mensterilisasinya, menyangrainya hingga kering, lalu menggilingnya menjadi tepung halus. Tepung kue kami adalah kombinasi tepung jangkrik serta bahan bebas gluten dan padi-padian lain, seperti tepung tapioka dan almond, yang dicampur dengan perbandingan tepat untuk membuat cookies, muffin, pancake, dll," jelasnya.

Menurut Miller, karena jangkrik disangrai kering sebelum digiling, ada rasa seperti roti bakar, kacang, dan sedikit rasa tanah pada tepungnya. "Seperti hazelnut dan buckwheat yang dicampur," ujarnya.

Di situs Thailand Unique, tepung jangkrik dijual dengan harga $9.80 (Rp 115.000) per 100 gram. Sementara itu, tepung belalang ditawarkan dengan harga $13.50 (Rp 163.000) per 100 gram dan tepung cacing tanah $8.80 (Rp 104.000) untuk ukuran 40 gram.

Anda juga bisa membuat tepung jangkrik sendiri di rumah dengan mengikuti langkah dari situs Insects Are Food. Simpan jangkrik hidup di wadah atau kantung plastik tertutup dan masukkan ke kulkas minimal sejam untuk memperlambat metabolismenya.

Anda juga bisa memasukkannya ke freezer selama 1-2 jam untuk mematikannya, sehingga jangkrik tak melompat-lompat saat akan diolah. Saat akan digunakan, keluarkan dari kulkas atau freezer dan masukkan ke panci berisi air mendidih. Biarkan air bergejolak selama dua menit untuk memastikan kebersihannya. Angkat dan biarkan dingin.

Panaskan oven dengan suhu 200 C. Susun jangkrik di loyang selapis saja. Panggang dengan suhu rendah selama 60 menit atau sampai jangkrik kering sesuai selera.

Setelah 45 menit, cek apakah jangkriknya sudah cukup garing dengan menekankan sendok ke jangkrik. Jika jangkrik mudah hancur, matikan oven. Jika tidak, panggang kembali.

Setelah dipanggang dan didinginkan, letakkan beberapa jangkrik di telapak tangan dan gosokkan kedua telapak tangan sehingga kaki dan antenanya terlepas. Setelah jangkrik bersih, gunakan ulekan atau rolling pin untuk menggilingnya. Jangkrik yang sudah halus bisa dicampur dengan tepung dan digunakan seperti biasa. Tertarik membuatnya?

(fit/odi)

Hide Ads