Inilah Ciri Takjil yang Tidak Aman Dikonsumsi!

Inilah Ciri Takjil yang Tidak Aman Dikonsumsi!

- detikFood
Jumat, 18 Jul 2014 17:45 WIB
Inilah Ciri Takjil yang Tidak Aman Dikonsumsi!
Foto: BPPOM
Jakarta - Meski dilakukan inspeksi mendadak (sidak) setiap Ramadan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) selalu menemukan takjil yang tak aman dikonsumsi dalam jumlah besar. Karena itu, kita perlu mewaspadai ciri-cirinya.

Bahan-bahan nonpangan yang terdapat dalam takjil bisa berbahaya bagi tubuh, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Sebelum membeli jajanan untuk berbuka puasa, perhatikan tanda-tanda berikut.

1. Warna

Foto: Getty Images
Waspadai takjil yang berwarna terlalu mencolok karena kemungkinan makanan tersebut menggunakan pewarna tekstil. Pewarna nonpangan ini memberikan warna pekat meski digunakan sedikit saja, sehingga lebih murah dan menguntungkan bagi produsen. Contohnya adalah rhodamin B dan metanil yellow. Jika menggunakan pewarna makanan atau pewarna alami, warnanya cenderung agak pucat.

2. Bau, tekstur, dan rasa

Foto: Getty Images
Makanan yang menggunakan bahan kimia terkadang meninggalkan rasa pahit di lidah. Baunya juga menyengat khas bahan kimia. Jika makanan menggunakan pengawet atau pengenyal seperti boraks dan formalin, saat ditekan teksturnya terasa kenyal tak wajar.

3. Harga

Foto: Getty Images
Jangan mudah tergiur takjil dengan harga murah. Bisa saja harga yang lebih rendah dari biasanya digunakan sebagai taktik menarik para pelanggan. Para pedagang tetap mendapat untung karena bahan-bahan yang mereka gunakan biasanya sangat murah namun bisa jadi berbahaya bagi tubuh.

4. Kemasan

Foto: Getty Images
Jika Anda membeli takjil, jangan mau jika pembungkusnya berupa plastik kresek, terutama yang berwarna hitam. Sebab, plastik ini didaur ulang tanpa diketahui riwayat penggunaan sebelumnya. Belum lagi dalam pembuatannya sering ditambahkan antioksidan atau pewarna.
Begitu pula dengan kertas koran. Tintanya bisa mengandung timbal berbahaya. Zat berbahaya pada plastik kresek maupun kertas koran bisa berpindah ke makanan yang kita konsumsi, terutama jika makanan tersebut panas dan berair seperti gorengan atau bakso.
Halaman 2 dari 5
(fit/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads