Nestle telah memulai operasi ilmiah besar untuk menyediakan makanan yang dirancang seusai kebutuhan individu. Nestle Institute of Health Sciences (NIHS), lembaga penelitian Nestle, sedang mengembangkan alat untuk menganalisis dan mengukur tingkat kebutuhan nutrisi-nutrisi penting bagi manusia.
Tujuannya untuk menyediakan suplemen yang disesuaikan dengan kebutuhan individu melalui sebuah perangkat.Lebih dari 100 ilmuwan di NIHS sedang bekerja pada sejumlah proyek terkait pengembangan perangkat tersebut.
Para peneliti mencoba menemukan hubungan antara kekurangan vitamin dan mineral terhadap penyakit seperti diabetes, kanker dan jantung. Sebab banyak populasi masyarakat kekurangan satu atau lebih vitamin dan mineral penting.
Meskipun tidak dianggap sebagai masalah besar oleh sebagian orang, namun yodium dan vitamin D dianggap sebagai dua area penting yang perlu dilakukan tindakan. Nestle menyebutkan solusi untuk masalah ini bukanlah dengan pil melainkan menciptakan makanan khusus yang dapat dibuat mesin untuk masing-masing individu.
Menurut kepala NIHS, Dr. Emmanuel Baetge, nantinya pada alat buatan Nestle makanan akan muncul hanya dengan menekan sebuah tombol. Bila peneliti melakukannya dengan tepat, maka alat tersebut dapat menjadi oven microwave di dapur. Baetge juga menambahkan bahwa di masa lalu makanan hanya sekedar makanan. Namun Nestle akan membawanya ke arah baru.
Proyek dengan nama kode “Iron Man” ini merupakan bagian dari usaha Nestle untuk menangani masalah metabolisme, otak dan gangguan pencernaan melalui penciptaan makanan dan minuman baru. Mungkin saja mesin membuat makanan dalam bentuk kapsul bubuk seperti mesin kopi Nespresso.
Nestle menyebutkan dalam 5-10 tahun lagi proyek tersebut dapat selesai. Hasilnya sendiri dapat menyerupai replicator, Sebuah mesin pembuat makanan di angkasa yang mensintesis makanan sesuai permintaan, seperti dalam serial televisi Star Trek.
Iron Man terlihat seperti cara jangka pendek untuk mencari tahu apa yang hilang dalam pola makan sehari-hari dan menyediakan suplemen dalam mengatasinya.
“Di masa depan alat ini akan membantu kebutuhan nutrisi spesifik dari orang-orang yang menjalankan pola makan dan gaya hidup berbeda di seluruh dunia,” tutur peneliti NIHS, Serge Rezzi, seperti dilansir BBC News (24/06/2014).
(odi/odi)