Komunitas Indo Belanda di Depok Membuat Bir Pletok dan Dodol

Ulasan Khusus: Kuliner Betawi

Komunitas Indo Belanda di Depok Membuat Bir Pletok dan Dodol

- detikFood
Rabu, 18 Jun 2014 10:26 WIB
Foto: Getty Images / Detikfood
Jakarta - Depok merupakan daerah penyangga Jakarta yang kini berkembang pesat. Sebutan Belanda Depok sering terdengar di kalangan masyarakat Jakarta. Istilah ini muncul karena pada zaman dulu banyak keluarga keturunan Indo-Belanda tinggal di Depok.

Konon, awalnya seorang Belanda, Cornelis Chastelein, mengembara ke Batavia dan bekerja untuk VOC. Dia membeli tanah di Lenteng Agung dan Srengseng Sawah dekat Depok. Para pekerja asli Indonesia yang mengurus tanah miliknya kemudian mendapat warisan tanah di Depok. Pekerja tersebut pun dibagi menjadi 12 marga dan menetap di Depok Lama.

Kini di kawasan Jalan Pemuda, Depok Lama masih ada keturunan marga yang dulunya dibesarkan dengan tradisi Belanda. Mereka membentuk komunitas sendiri dan banyak disebut masyarakat sebagai Belanda Depok. Kini mereka masih membuat makanan dengan pengaruh Belanda seperti semur, perkedel, makaroni schotel, huzaren sla dan stoof.

Selain kuliner pengaruh Belanda, di Depok saat ini dapat ditemui juga makanan khas Betawi. Tergesernya orang Betawi dari Jakarta membuat banyak yang pindah ke daerah pinggiran seperti Bekasi, Tangerang dan Depok.

Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa persentase etnik terbanyak di Depok adalah Betawi yaitu sebanyak ampir 37 persen. Sehingga budaya Betawi lebih kental dibanding Sunda, meski Depok berlokasi di Jawa Barat.

Salah satunya adalah dodol Betawi yang dapat ditemui di kawasan Cimanggis, Depok. Di sini ada warga Betawi asli yang masih berjualan dodol. Selain itu di daerah Beji juga terdapat usaha rumahan menjual dodol dan berbagai kue Betawi.

Sedangkan bisnis bir pletok juga dilakukan di daerah Depok Timur yang dibuat dengan resep turun temurun. Minuman khas Betawi ini justru menjadi salah satu produk unggulan Depok.

Kawasan Beji, Citayam dan Cinere sendiri memiliki rumah makan Betawi. Di antaranya ada yang menjual makanan seperti soto betawi, sop kaki kambing, sate Betawi, laksa Betawi, semur jengkol, ikan mas pecak hingga gabus pucung yang sudah jarang ditemui.

Di perbatasan Depok dan Jakarta Selatan, tepatnya daerah Srengseng Sawah, juga terdapat cagar budaya Betawi. Di perkampungan budaya yang berdiri sejak tahun 2000 itu terdapat beraneka ragam makanan khas Betawi seperti toge goreng, laksa ayam, kerak telor, taoge goreng, ketoprak, rujak bebeg, pesmol, soto mi, bir pletok, roti buaya mini, geplak, tape uli, wajik, sagon, dodol, es doger dan lainnya.

(lus/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads