Dalam Waktu Dekat Karyawan Resto Cepat Saji akan Digantikan oleh Robot

Dalam Waktu Dekat Karyawan Resto Cepat Saji akan Digantikan oleh Robot

- detikFood
Selasa, 10 Jun 2014 07:08 WIB
Foto: www.cnn.com
Jakarta - Bulan lalu, para karyawan restoran cepat saji dari berbagai negara melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran. Mereka menuntut kenaikan upah dan hak kerja. Karenanya, sejumlah perusahaan mulai mencari solusi teknologi untuk mengurangi karyawan restoran.

Para pebisnis industri restoran menjelaskan kenaikan tajam upah pekerja akan menimbulkan kontraproduktif dan meningkatkan daya tarik otomatisasi. Juga membuat lebih banyak lagi karyawan yang berisiko kehilangan pekerjaan.

Para karyawan meminta kenaikan upah sebesar $15 (Rp173.000) per jam. Upah itu dua kali lipat lebih besar dari upah minimum yang diterapkan di banyak jaringan restoran cepat saji, yakni $7,25 (Rp83.600).

Seperti iklan The Wall Street Journal tahun lalu, permintaan upah besar bisa membuat restoran mengurangi biaya pelayanan. Artinya pemasukan perusahaan menjadi lebih sedikit. Iklan ini dibuat oleh Employment Policies Institute, institusi pendukung kepentingan perusahaaan.

Pengamat industri lain mencatat dibutuhkan waktu untuk memperkenalkan teknologi baru sebagai pengganti karyawan. Selain itu, interaksi manusia selalu menjadi komponen utama dari bisnis layanan jasa. Kelak perangkat lunak dan mesin akan berperan untuk menyajikan makanan dan menggantikan manusia.

Penggantian robot sebagai karyawan restoran sudah mulai diperkenalkan Panera Bread, sebuah kafe di St. Louis, Missouri, Amerika. Seperti dilansir CNN (22/05/2014), pada bulan April lalu, Panera Bread mengumumkan rencana untuk membuat sistem self-service, yaitu memesan dan memilih menu makanan di restoran secara mobile. Rencanaya ini berlaku di semua lokasi restoran dalam tiga tahun ke depan.

Restoran Chili's dan Applebee's menempatkan tablet di atas meja restoran dengan tujuan pengunjung bisa memesan dan membayar makanannya sendiri, tanpa berinteraksi dengan manusia sama sekali. Mereka juga tidak perlu menunggu lama.

Panera menghabiskan $42.000.000 (Rp495.684.000.000) untuk mengembangkan sistem baru ini. Pihaknya tidak berencana untuk memecat karyawan restoran karena adanya kemajuan teknologi ini. Namun, beberapa analis melihat ini sebagai suatu pergeseran yang tidak dapat dihindari.

Peneliti dari University of Oxford memperkirakan ada kemungkinan 92% restoran cepat saji akan menyiapkan makanan dan melakukan pelayanan secara otomatis dalam beberapa tahun mendatang.

Dengan teknologi buatan intelijen seperti Platform IBM Watson, robot bisa dirancang untuk berinteraksi dengan pelanggan restoran. Interaksi ini diyakini lebih canggih daripada interaksi karyawan restoran.

Kurir pengiriman makanan bisa diganti dengan mobil yang bisa bergerak sendiri. Dalam menyiapkan makanan, ada robot yang bertugas sebagai koki dan pencicip makanan. Ada juga robot yang bertugas sebagai pelayan yang mengantarkan makanan.

Sebuah perusahaan pengolahan makanan di Spanyol saat ini sudah menggunakan robot untuk menguji kelayakan daun selada. Robot ini bertugas memeriksa bagian atas daun serta membuang daun yang tidak memenuhi standar.

Darren Tristano, seorang ahli industri makanan dari perusahaan riset Technomic mengatakan teknologi digital perlahan-lahan, akan menciptakan efisiensi dan menghemat tenaga kerja bagi restoran. Ia menduga akan terjadi penurunan tenaga kerja sebesar 5% atau 10% di batas maksimum dalam beberapa tahun ke depan.

(odi/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads