Gilberto Valle (30 tahun) kini menyiapkan sarapan dan makan siang setiap hari di Metropolitan Correctional Center, Manhattan. Atas bantuannya, mantan polisi ini mendapat upah 44 sen (Rp 5.000) per jam.
"Ia sudah menguasai pembuatan pizza," kata ibu Gilberto, Elizabeth Valle, kepada New York Daily News (08/05/2014). Menurut Elizabeth, pizzanya sangat enak, sampai-sampai para sipir suka memakannya. Ia mengatakan bahwa putranya menikmati tugasnya di dapur karena membantunya menghabiskan waktu.
Namun, tentu saja, hidangan yang Gilberto masak bukan daging wanita. Pria ini bahkan tak pernah membunuh manusia, apalagi memakannya. "Dia bukan monster seperti yang orang-orang gambarkan. Ia tak bersalah," ujar Elizabeth.
Gilberto sudah ditahan sejak ditangkap di rumahnya pada 24 Oktober 2012 atas tuduhan konspirasi menculik, membunuh, memasak, dan memakan wanita. Ia dilaporkan ke FBI oleh wanita yang kini menjadi mantan istrinya, Kathleen Mangan.
Saat itu, Gilberto yang sudah bergabung dengan NYPD selama enam tahun dan baru menikahi Mangan memiliki satu putri yang masih kecil. Suatu hari, Mangan menemukan gambar-gambar dan obrolan mengerikan di komputer yang mereka pakai bersama.
Di situs DarkFetishNet, Gilberto yang kemudian dijuluki 'Polisi Kanibal' membicarakan tentang rencana membawa kekasihnya ke Pakistan, di mana ia dan pria lain akan menjagalnya bersama.
Setelah komputer tersebut diperiksa FBI, ditemukan daftar 100 wanita yang akan menjadi targetnya. Bahkan, Gilberto menuliskan data lengkap calon korbannya serta rincian alat dan tahap eksekusi lewat dokumen berjudul 'Abducting and Cooking Kimberly -- A Blueprint'.
Karena konspirasinya, Gilberto dihukum seumur hidup. Ia juga dinyatakan bersalah karena mengakses database kepolisian untuk mencari data tentang calon korbannya. Meski demikian, seperti diberitakan CNN (12/03/2013), data wanita dalam dokumennya tidak akurat. Alat-alat eksekusi juga tak ditemukan.
Menurut pengacara Gilberto, berbagai rencana kriminal tersebut hanyalah khayalan. Orang-orang di dunia nyata dimasukkan agar fantasi tersebut tampak lebih nyata. "Jaksa tak bisa menghukum penculik' atas 'konspirasi' yang hanya ada di dunia khayal," katanya.
Setelah pernah dikurung sendirian, Gilberto kini dimasukkan ke dalam sel bersama tahanan lainnya. Namun, menurut Elizabeth, Gilberto tak pernah bermasalah dengan mereka. Paling-paling, hanya gurauan tentang Gilberto yang bertugas di dapur. "'Jangan berdiri terlalu dekat dengan oven', dan candaan semacam itu," kata Elizabeth mengutip omongan para napi.
Apapun yang dikatakan orang-orang, Elizabeth percaya bahwa anaknya tak bersalah. "Ia anak baik. Satu-satunya kesalahan yang ia lakukan adalah terlalu bodoh membuka website semacam itu," ujar Elizabeth.
(dni/odi)