Dingin Sekaligus Hangat, Es Cincau Sirop Jahe yang Unik di Pasar Cikini

Jelajah Pasar Tradisional

Dingin Sekaligus Hangat, Es Cincau Sirop Jahe yang Unik di Pasar Cikini

- detikFood
Rabu, 23 Apr 2014 17:17 WIB
Foto: Detikfood
Jakarta -

Lelah mengelilingi Pasar Cikini, segelas es cincau hijau bisa jadi pelepas dahaga. Cincaunya seperti jeli dengan es serut plus sirop yang legit. Mulus menuruni tenggorokan. Slurp!

Dekat mushola di samping gedung Cikini Gold Center, Jakarta Pusat, tampak gerobak es cincau dan es cendol bersebelahan. Kedua minuman khas Indonesia ini memang pas diseruput usai berpanas-panasan setelah berkeliling pasar.

Gerobak cincau tadi berpayung dan bercat cokelat cerah, bertuliskan 'Es Cincau Cikini'. Berbeda dengan es cincau yang biasa dijual di pinggir jalan, siropnya bening, bukan merah mencolok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang bapak tua bertopi dengan sigap mengambil gelas bertangkai setelah kami memesan. Ia memasukkan potongan besar cincau hijau, menambahkan es serut, lalu menuangkan sirop bening dan santan. Setelah memasukkan sendok dan sedotan ke gelas, ia menyerahkannya kepada kami.

Ada semburat sensasi unik saat kami mencicipinya. Sedikit hangat, wangi, dan alami manisnya. "Siropnya saya kasih jahe sama sirop vanili Sarang Sari. Saya nggak pake pewarna," kata sang penjual bernama Kamsah, menjawab kebingungan kami. Rupanya inilah es cincau sirop jahe di Pasar Cikini yang terkenal sejak dulu!

Sejak Pak Kamsah berjualan tahun 1988, rasanya tak ada penjaja cincau lain yang memberikan sirop jahe pada dagangannya. Rata-rata memakai sirop berwarna merah menyala yang bisa jadi pakai pewarna bukan untuk makanan.

Pak Kamsah berhasil membuktikan bahwa jahe tak hanya enak dibuat menjadi minuman hangat. Iapun menggunakan sirop Sarang Sari yang terkenal berkualitas baik sejak dulu demi menjaga mutu dagangannya.

Setiap hari, Pak Kamsah yang berjualan pada pukul 08:30-12:00 bisa menjual sekitar 65 gelas cincau dengan harga per gelas Rp 5.000. "Setiap hari saya juga ngirim ke Pak Bondan Winarno (restoran Kopitiam Oey) dan Sate Khas Senayan," tuturnya sambil menunjuk bungkusan besar cincau hijau yang ia jual Rp 15.000 per bungkus.

Sebagian orang mungkin sulit membayangkan es cincau berkombinasi dengan jahe yang identik dengan wedang. Tak perlu khawatir rasanya jadi aneh, karena rasa jahenya halus dan berpadu harmonis dengan pelengkap lainnya. Coba saja sendiri kalau tak percaya! Namun jangan datang pada hari Minggu atau hari-hari besar, karena Pak Kamsah libur berjualan.

(fit/odi)

Hide Ads