Perubahan pasar Mayestik tak membuat toko loyang lama tergusur. Justru beberapa toko loyang masih bertahan di pasar Mayestik baru, termasuk toko Hidup Berkah. Toko loyang milik Ikus Lahmudin ini sudah ada di pasar Mayestik sejak 25 tahun lalu.
Bila berkunjung ke toko Hidup Berkah, Anda dapat melihat berbagai loyang tersusun di rak. Selain loyang, ada peralatan masak bergantung di langit-langit toko. Terdapat juga cetakan untuk berbagai kebutuhan seperti cetakan lontong, kue cubit, pancong, pukis, tumpeng, hingga cetakan kue untuk membuat kue Barbie. Cetakan berukuran kecil ditempatkan dalam wadah dan ditaruh di atas meja paling depan.
Menurut pemiliknya, sebagian besar dagangan tersebut merupakan hasil industri rumahan. “Kebanyakan barang di sini dibuat dari home industry. Biasanya diambil dari daerah Citereup, Bogor. Ada juga dari Surabaya dan Yogyakarta. Tapi ada juga barang buatan pabrik,” ucap Ikus Lahmudin yang biasa dipanggil Pak Udin, pada Detikfood.
Jika melihat loyang di Hidup Berkah ada perbedaan pada loyang buatan pabrik dan industri rumahan. Produk pabrik warnanya kebanyakan abu-abu tua dengan bahan yang terlihat lebih kokoh dan tebal. Sedangkan produk industri rumahan warnanya silver dan bahannya kelihatan lebih tipis karena terbuat dari aluminium yang tipis.
Untuk harga loyang dan cetakan, menurut Pak Udin itu tergantung ukuran serta bahan pembuatnya. Cetakan seharga Rp 4.000 hingga Rp 70.000 bisa ditemui di sini. Bila kehabisan barang yang ingin dibeli, bisa dilakukan pemesanan terlebih dahulu.
Disamping cetakan dan loyang, toko Hidup Berkah juga menjual oven gas produksi sendiri. Oven terdiri dari empat ukuran yaitu mini, kecil, sedang dan besar. Harga oven berkisar antara Rp 1,2 juta – Rp 1,9 juta. Ada yang dilengkapi dengan termometer oven, ada pula yang tidak.
Selama 2 tahun berjualan di pasar Mayestik baru, Pak Udin mengatakan sekarang tempat berjualan jadi lebih nyaman. Tapi dari segi omset, beliau mengakui memang ada sedikit penurunan. Sedangkan untuk omset paling tinggi biasanya terjadi menjelang lebaran. Cetakan kue kering seperti kastangel, putri salju, dan nastar sangat laku terjual saat itu.
Pak Udin sendiri merupakan perantau dari Ciamis yang datang ke Jakarta pada tahun 1972. Saat itu dia ikut pamannya, H. Mochamad Saroji, yang sudah duluan membuka toko Samoja di pasar Mayestik. Karena pamannya membuka toko pecah belah, Pak Udin memilih fokus berjualan loyang dan cetakan.
Di pasar Mayestik Pak Udin memiliki dua toko Hidup Berkah, masing-masing berada di lantai basement dan semi basement. Sebelum mampir mencari cetakan, Anda bisa mengecek dulu persediaannya lewat telepon. Butuh loyang? Ingat toko Hidup Berkah ini!
Toko Hidup Berkah
Pasar Mayestik
Blok A Lt. Semi Basement
Los AKS No. 119-120
Kebayoran Baru – Jakarta Selatan
Telepon: (021) 94223371
(fit/odi)