Restoran itu bernama Jafflechutes. Kata Jaffle dalam bahasa Australia berarti pemanggang sandwich. Jafflechutes sendiri merupakan kombinasi Jaffles dan parachutes. Sandwich diterbangkan dari lantai tujuh sebuah apartemen.
Untuk melakukan pemesanan sandwich, pembeli melakukan order di situs Jafflechutes dan membayar terlebih dahulu melalui PayPal. Mereka kemudian menunggu di tempat yang sudah didesain dengan tanda 'X' di tepi jalan untuk mengambil pesanannya.
Nantinya sandwich itu akan terbang dari jendela lantai 7 apartemen dengan diikat ke parasut. Biasanya lokasi pengambilan berubah-ubah dan ini diinfokan melalui Facebook Jafflechutes.
Jafflechutes baru memiliki dua menu yaitu sandwich 'Drop it Like it's Hot' dengan ham atau keju dan tomat seharga 5 AUD (Rp 53.000), serta 'Gust of Wind' berupa sandwich ham, keju, dan tomat seharga 6 AUD (63.000).
David McDonald dan Adam Grant, pemilik Jafflechutes, memulai bisnis ini sebagai cara baru untuk melayani masyarakat yang lapar di perkotaan dengan kepadatan tinggi. Meskipun konsep ini terlihat unik, namun sebenarnya ide dari sandwich terbang di udara tidak terlalu aneh.
Penggunaan gravitasi untuk melayani pembeli akan relatif lebih murah dibandingkan harus memperkerjakan pelayan.Seperti disebutkan Pop-Up City (18/03/2014), dilihat dari sudut pandang real estate pun ide ini memiliki potensi baik bagi restoran.
Ruang untuk toko yang ada di jalanan biasanya harga sewanya sangat mahal. Jika pemilik dapat menyiapkan makanan dengan harga lebih rendah di gedung yang tinggi tentu mereka dapat membuat konsep kuliner dengan cara lebih murah. Rencananya, Jafflechutes akan dibuka juga di New York, Amerika Serikat bulan Juni mendatang.
(odi/odi)